Rabu 14 May 2014 16:47 WIB

Megawati Beberkan Alasan Tak Dampingi Jokowi Bertemu Ketum Parpol

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
megawati soekarno putri (kanan)-puan maharani(kiri)
Foto: antara/ yudhi mahatma
megawati soekarno putri (kanan)-puan maharani(kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Sukarnoputri buka suara soal alasannya tak pernah "turun gunung" mendampingi Joko Widodo (Jokowi) berkomunikasi politik dengan para ketua umum partai. 

Megawati mengaku sikap itu didasari permintaan anaknya yang juga ketua badan pemenangan pemilu Puan Maharani. "Saya terus menerus berada di garis belakang karena Mbak Puan bilang 'Mamah jangan langsung ketemu (ketua umum parpol)'," kata Megawati saat deklarasi koalisi PDIP-Nasdem-PKB di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (14/5).

Permintaan Puan itu bukan tanpa alasan. Megawati menyatakan Puan ingin agar ia hanya bertemu dengan ketua umum yang sudah pasti mau menerima konsep koalisi PDIP. "Jangan langsung ketemu kalau belum jelas maunya apa. Oke, saya manut saja," ujar Megawati.

Selama proses komunikasi politik berlangsung, Puan menjadi salah satu jembatan komunikasi antara para ketua umum partai dengan Megawati.

Suatu hari, kata Megawati, Puan datang menghadapnya. Dia menginformasikan kalau Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar ingin bertemu untuk menyatakan siap berkoalisi dengan PDIP. Singkat cerita datanglah Muhaimin ke kediaman Megawati.

"Mau ngomong apa, Min," kata Megawati kepada Muhaimin.

"Iya bu, pokoknya mohon izin ikut (dukung Jokowi). Tapi nuwun sewu, minta izin para kiai sepuh NU," jawab Muhaimin.

"Monggo (silahkan) sampaikan salam saya," kata Megawati.

Megawati mengaku tidak mau terlalu memaksa mengajak partai bekerja sama. Karena ia tidak mau membangun tradisi negosiasi dalam kerja sama politik. 

Dia beralasan, sudah sering mengalami pengkhiatan yang dibuat dalam kontrak politik. "Ada yang malam teken deal, pagi ketemu yang lain. Kalau iya bilang iya kalau tidak bukan tidak," kata Megawati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement