REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerhati anak, Seto Mulyadi menyarankan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membentuk satuan tugas perlindungan anak di tingkat RT dan RW untuk bisa mendeteksi kemungkinan terjadinya kekerasan terhadap anak sejak dini.
Saran itu diberikannya dalam catatan kecil yang akan dimasukan dalam pidato Presiden dalam Gerakan Nasional Antikekerasan Seksual terhadap Anak, kata pria yang lebih dikenal dengan sebutan Kak Seto dalam seminar di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (13/5).
"Perlu dibentuknya satgas di tingkat RT dan RW, untuk preventif," kata Kak Seto.
Semua pihak dari lingkungan terkecil harus kompak memberikan perlindungan kepada anak, agar anak terhindar dari segala bentuk kekerasan. Nantinya, selain mendeteksi kekerasan anak di lingkungan rumah, Satgas juga bertanggungjawab mengawasi tempat-tempat warung internet yang sering digunakan anak-anak untuk mengakses dunia maya.
Selain satgas di tingkat RT, ia mengatakan juga membutuhkan satgas di masjid-masjid. Ia pun sudah menjalin komunikasi dengan Majelis Ulama Indonesia untuk langsung menerapkannya. "Masalah ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga lingkungan," kata dia.
Mengenai Gerakan Nasional Antikejahatan Seksual terhadap Anak yang digagas pemerintah, Kak Seto berharap tidak sekedar seremonial. Namun harus ada langkah konkret, di antaranya membentuk Satgas khusus perlindungan anak. Menurut Kak Seto maraknya kekerasan seksual yang dialami anak-anak disebabkan paparan tontonan pornografi yang semakin mudah ditangkap.