Rabu 14 May 2014 13:32 WIB

Pemkot Tangerang Operasikan Teknologi Pengolah Sampah

Arief R Wismansyah
Foto: tangerangkota.go.id
Arief R Wismansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang bekerjasama dengan Lembaga Riset Muda Indonesia, mulai mengoperasikan inovasi teknologi pengolahan sampah CGC Sapu Jagat.

Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah di Tangerang, Selasa (13/5), mengatakan, CGC Sapu Jagat merupakan teknologi ramah lingkungan yang dapat menghasilkan energi serta pengolahan sampah secara zero waste.

"Pemkot Tangerang menyediakan alat ini untuk kemudian dilakukan riset oleh LRMI di TPA Rawa Kucing," ucap Wali Kota.

Ia mengatakan, CGC Sapu Jagat memiliki kemampuan mereduksi sampah dengan kapasitas minimal 30 ton sampai 100 ton sampah sehari untuk setiap unitnya.

Kemudian, CGC Sapu Jagat mampu tidak mengeluarkan polusi asap, suara dan bau maupun kerusakan air dan tanah saat operasional kerjanya.

Lalu, dengan penambahan alat konversi tertentu, alat ini mampu mendaur ulang sampah menjadi energi terbarukan berupa listrik sampai dengan 100 KWH hingga 1 MWH di setiap titiknya.

"Bisa dikatakan, alat ini memiliki kemampuan yang lebih dan ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi," ujarnya.

Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan Kota Tangerang, Ivan Yulianto menambahkan, CGC merupakan teknologi pengolahan sampah berbasis teknologi elektro plasma yang efektif dan mampu menghancurkan sampah dalam waktu satu jam dengan suhu 1.000 hingga 8.000 derajat celcius pada level 8.

"Bahan bakarnya adalah sampah itu sendiri. Begitu pula saat Pre-Heating untuk awal pembakaran, hanya menggunakan sampah," ujarnya.

Kepala Bidang Bina Lingkungan Dinas Kebersihan Pertamanan, M. Taufik Syahzaeni menambahkan, alat ini memiliki keunggulan yakni tidak menggunakan BBM untuk mengoperasikan, dapat dioperasikan di TPST, TPA, kawasan perumahan maupun pulau.

Lalu, tidak diperlukan pemilihan sampah sebelum dibakar karena dapat mengelola semua kondisi sampah, biaya operasional yang murah, aman dan jam operasional dapat menyesuaikan SDM yang ada.

Sangat ramah lingkungan karena bebas emisi berbahaya, dapat dikonversikan menjadi energi terbarukan dan memiliki hasil sampingan berupa insektisida dan abu.

Kedepannya, lanjut Taufik, alat ini akan diterapkan di setiap kecamatan untuk mengakomodir timbunan sampah yang saat ini mencapai 1.000 ton per hari. Sehingga, dibutuhkan 20 unit CGC dengan kapasitas 50 ton per harinya.

"Penerapan CGC akan berjalan bersama dengan program 1.000 bank sampah. Sehingga, nantinya akan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sampah," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement