Selasa 13 May 2014 23:25 WIB

Aktivitas Gunung Merapi Menurun, Warga Malah Was-was

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Nidia Zuraya
Gunung Merapi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Intensitas aktivitas vulkanik Gunung Merapi  menunjukkan penurunan, beberapa hari terakhir ini. Penurunan aktivitas ini justru tak membuat warga tenang. Pemukim sekitar KRB (Kawasan Rawan Bencana) dihantui was-was, Merapi bakal meletus lagi.

 

Berdasar pengalaman warga, penurunan aktivitas Merapi ini justru membuat warga was-was. Soalnya, penurunan aktivitas tersebut dikhawatirkan akan muncul sesuatu, atau bencana yang cukup besar. Apalagi, di sisi lain justru muncul gempa vulkanik dan tektonik.

 

Menurut relawan Jaringan Informasi Lingkar (Jalin) Merapi, Mujianto, Selasa (13/5), membenarkan kondisi perasaan was-was warga paska penurunan aktivitas Merapi. ''Warga niteni (nunggu pembuktian), biasanya Merapi setelah reda sebentar bakal muncul erupsi vulkanik lebih dahsyat. Jadi, diamnya sebentar seperti menyusun kekuatan untuk meletus,'' katanya.

 

Menghadapi kondisi seperti ini, Mujianto, selalu meng-up date data Merapi. Selang beberapa hari belakangan ini, aktivitas Merapi menurun. Penurunan aktivitas menurut informasi yang dia terima, diantaranya cukup fluktuatif. Seperti, tidak terdengar suara gemuruh dari Merapi sejak hari Sabtu (10/5) hingga Ahad (11/5).

 

Selain itu, jumlah intensitas hembusan, dan gempa Low Frekwensi (LF) juga menurun dibandingkan hari sebelumnya. ''Aktivitas Merapi sudah menurun. Namun, statusnya masih,'' kata Mujianto. Hanya saja, Mujianto tidak menyebutkan frekuensi kegempaan tersebut. Namun, menurut dia, intensitas masih sangat kecil.

 

Untuk mengantisipasi bencana, warga-pun semakin intensif melakukan ronda malam. Ini untuk meningkatkan kewaspadaan. Jika sebelumnya ronda dilakukan hanya berjaga di luar rumah, kali ini ronda dilakukan dengan koordinasi yang lebih baik. Sehingga sewaktu-waktu muncul informasi terbaru terkait aktivitas Merapi, warga sudah siaga.

 

Mujianto menyayangkan minim sosialisasi dari pemerintah daerah menyikapi kondisi Merapi ini. Sejauh ini, menurut dia, hanya ada upaya pendataan dan pemetaan saja. Sementara hal itu dilakukan perangkat desa, dan tidak terjun secara langsung ke masyarakat. Padahal, warga sangat membutuhkan sosialisasi. Terutama warga sejumlah dukuh yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.

 

Petugas pos pengamatan Gunung Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Tri Mujiyanto, membenarkan terjadi penurun aktivitas Merapi selama dua hari terakhir. Penurunan tersebut meliputi aktivitas kegempaan LF maupun hembusan. ''Tetapi, status tetap waspada''.

 

Seperti diketahui, aktivitas Merapi cenderung menurun. Meski begitu, warga yang tinggal di lereng gunung justru lebih meningkatkan kewaspadaan. Penurunan aktivitas ini membuat warga was-was. Mereka khawatir bakal terjadi sesuatu yang lebih besar. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, warga mengiatkan ronda malam.

 

Dalam kondisi penurunan aktivitas Merapi, warga juga mulai tidak melakukan aktivitas didekat puncak. Meski hingga saat ini belum ada imbauan berapa jarak aman warga untuk beraktivitas di sekitar gunung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement