Selasa 13 May 2014 20:46 WIB

Jamaah Umrah Asal Rembang Bukan Terduga MERS

The Middle East respiratory syndrome (MERS) coronavirus is seen in an undated transmission electron micrograph from the National Institute for Allergy and Infectious Diseases (NIAID).
Foto: Reuters/NIAID
The Middle East respiratory syndrome (MERS) coronavirus is seen in an undated transmission electron micrograph from the National Institute for Allergy and Infectious Diseases (NIAID).

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG—Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetrasno, Rembang memastikan penyebab kematian warga Rembang setelah pulang umrah adalah syok Cardiogenik.

 

Hal ini merupakan hasil rapat Komite Medis RSUD dr R Soetrasno, yang diambil untuk menyikapi kabar dugaan penyakit Flu Arab (MERS) yang diderita pasien asal Kecamatan Sluke tersebut.

 

Kepala Bidang Pengembangan Informasi RSUD dr R Soetrasno, Giri Saputro mengatakan pasien yang bersangkutan mempunyai riwayat sakit paru dan jantung. Hal ini dikuatkan oleh keterangan pihak keluarga yang mengatakan, sebelum umrah juga pernah dirawat di RSUD Kabupaten Rembang ini.

 

Saat masuk kembali ke RSUD dr R Soetrasno, lanjut Giri, pasien pria ini masuk dengan gejala klinis radang paru- paru (Pneumonia) dan mengalami edema paru. Hasil pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) dan Radiologi menyatakan pasien ini juga mengalami pembesaran jantung (cardio megali), keracunan darah (sepsis) dan syok.

 

Jadi penyebab kematiannya disimpulkan akibat syok  cardiogenik atau dalam bahasa medis atau syok sepsis. “Meski begitu, mengenai kemungkinan akibat MERS mers belum bias disingkirkan,” tambahnya.

 

Pihak RSUD dr R Soetrasno bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Rembang, tambahnya, terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah. “Artinya kemungkinan adanya faktor penyakit MERS terkait dengan kematian pasien ini masih terus dilakukan penelitian lebih lanjut,” tegas Giri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement