REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA BESAR -- Keluarga besar H Hay (60), seorang dukun warga Desa Karang Dima, Kecamatan Badas, Kabupaten Sumbawa, membantah tuduhan pasangan suami istri AP dan Bunga bahwa lelaki itu telah melakukan pencabulan ketika sedang berpraktik.
"Tuduhan itu sangat tidak benar, ini fitnah," kata Siti Aya, istri H HAY di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Menurut dia, tuduhan itu sangat tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Dengan tuduhan tersebut, nama baik Hay yang merupakan tokoh agama dan ahli ibadah menjadi tercemar, dan keluarga menanggung malu.
"Kenyataannya tidak terbukti Hay melakukan semua yang dituduhkan AP dan istrinya. Sampai sekarang polisi yang menangani kasus itu belum menemukan bukti," ujar Siti Aya.
Dia melanjutkan, beberapa tahun lalu, Bunga yang diantar suaminya AP mendatangi H Hay untuk berobat karena kebetulan Bunga hendak menjadi TKW. Saat diobati, Bunga yang mengenakan kain pun dimandikan Hay.
"Jadi bukan telanjang bulat," ujar dia.
Siti Aya mengaku, saat Bunga dimandikan di kamar mandi, dirinya dan AP berdiri di pintu kamar mandi sambil menyaksikan prosesi itu. Selang beberapa tahun kemudian ketika pulang dari Arab Saudi, Bunga kembali diantar suaminya untuk dimandikan, sebab kondisinya sepulang menjadi TKW dalam keadaan depresi.
Selain tingkah lakunya aneh, juga cara berbicara Bunga menjadi 'ngelantur'. Bunga kembali dimandikan Hay, yang disaksikan suami dan juga Siti Aya. Atas permintaan AP, Bunga menginap di kediaman Hay. Namun saat itu, Hay tidak tidur di rumah melainkan di kebun.
Akhirnya Bunga tidur berdua bersama Siti Aya. Esok harinya, Siti Aya menghubungi suami Bunga dan meminta agar menjemput istrinya. Siti mengaku takut tidur bersama istri AP karena dinilai mengkhawatirkan, sebab Bunga selalu menggerayangi tubuhnya.
"Saya takut dia melakukan hal-hal yang membahayakan. Namanya saja orang sedang stres, bisa melakukan apa saja," ujar Siti Aya.
Selain itu, ujar dia, sejumlah warga menyatakan tidak percaya dengan tuduhan itu. Masyarakat mengenal H Hay sebagai sosok yang alim dan sangat dihormati. H Hay tidak pernah bertingkah aneh, apalagi berbuat hal yang dilarang agama. Hay pun selalu aktif dalam kegiatan keagamaan. Bahkan pada acara khitanan maupun pernikahan di sekitar lingkungannya, Hay selalu dilibatkan.
Sebelumnya, terungkapnya kasus pencabulan itu, berawal dari pengakuan Bunga kepada AP, tentang perbuatan tidak senonoh Hay saat mengobati dirinya.
Mendengar perkataan istrinya, AP pun merespons dengan mendatangi Polres Sumbawa untuk melaporkan secara resmi kasus tersebut.
Saat ditemui di Ruang Sentral Pelayanan Terpadu (SPKT) Polres Sumbawa, AP mengaku tak pernah membayangkan perbuatan yang menimpa istrinya ini dilakukan oleh pamannya sendiri. Menurut AP, dirinya sama sekali tak menaruh curiga, sebab Hay dipandang sebagai orang tuanya sendiri.
Lebih lanjut dikatakan AP, selama ini pamannya memang dikenal sebagai dukun di Dusun Bangkong, Desa Karang Dima, Badas. Banyak orang yang datang untuk berobat.
Sebelum istrinya berangkat ke Arab Saudi sebagai TKW beberapa tahun lalu, AP membawanya ke rumah Hay untuk dimandikan, agar mendapat majikan yang baik dan menjadi TKW yang sukses. Begitu pulang ke Tanah Air, ternyata dia sakit dan diduga depresi.
Melihat hal itu, ketika Bunga berniat untuk kembali berangkat menjadi TKW dan berencana ke Hong Kong sebagai negara tujuan, AP pun membawa istrinya itu ke tempat pamannya untuk diobati.
Pengobatan dengan cara memandikan pasiennya merupakan metode yang selama ini dilakukan Hay selaku dukun. Pasien yang dimandikan harus telanjang.
Diduga karena tidak kuat menahan nafsu, akhirnya Hay pun melakukan perbuatan tak senonoh itu. Perbuatan cabul Hay terhadap korban diduga dilakukan sebanyak dua kali dari empat kali pengobatan.
"Saya baru tahu setelah istri saya berterus terang, sehingga akhirnya memutuskan melaporkan kasus ini ke polisi," ujar AP.