Selasa 13 May 2014 09:47 WIB

PDIP : Partisipasi Pemilih Harus Naik Saat Pilpres

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Indira Rezkisari
Mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Indonesia (BEM SI) beraksi damai Rapor Merah KPU di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Kamis (8/5).( Republika/Aditya Pradana Putra)
Mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Indonesia (BEM SI) beraksi damai Rapor Merah KPU di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Kamis (8/5).( Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berharap partisipasi pemilih dalam pemilu presiden (pilpres) meningkat dibandingkan saat pemilu legislatif (pileg) 2014. Ini penting agar capres-cawapres terpilih memiliki legitimasi kuat menjalankan amanat rakyat.

"Partisipasi meningkat akan meningkatkan harapan," kata Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait kepada wartawan di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (13/5).

Maruarar mengatakan publik perlu dilibatkan dalam berbagai wacana penetapan capres-cawapres. Pembahasan capres-cawapres jangan hanya menyangkut hal-hal yang elitis seperti jumlah suara dalam koalisi, kriteria sipil-militer, tua-muda, dan jawa-nonjawa, tapi juga membahas hal-hal yang dibutuhkan masyarakat.

Dengan begitu publik akan antusias mengikuti proses pilpres. "Seperti Jokowi - Ahok itu warga bikin kaos sendiri. Relawan bekerja dengan anggaran sendiri," ujarnya.

Maruarar mengatakan sudah saatnya berbagai kegaduhan politik diakhiri. Stabilitas ekonomi harus terus dijaga. Menurutnya tahun 2014 harus menjadi tahun rekonsiliasi nasional.

PDIP masih membuka pintu koalisi. Asalkan, kata Maruarar, partai yang ingin berkoalisi memiliki platform yang sama dengan Jokowi dan tidak ada tawar menawar jabatan menteri. "Kami tidak mau bicara soal bagi-bagi kursi. Dengan Nasdem dan PKB tidak ada bagi-bagi kekuasaan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement