REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa tahun belakangan, moda transportasi sepeda motor menjadi andalan sebagian pemudik menuju kampung halaman. Fakta ini diperkuat survei yang dipublikasikan Kementerian Perhubungan.
Kepala Badan Penelitian Pengembangan Kemenhub Elly Andriani Sinaga mengungkap pemudik yang menggunakan sepeda motor 36 persen di antaranya karyawan, kemudian disusul wiraswasta 35,7 persen, PNS/TNI/Polri 17,5 pesen, lainnya 2,5 persen, pelajar/mahasiswa 1,8 persen, ibu rumah tangga 1,7 persen dan pegawai BUMN 0,6 persen.
"Pengguna sepeda motor ini rata-rata yang pendapatannya Rp1-3 juta per bulan," katanya.
Dia menambahkan sebanyak 72,1 persen pemudik yang pendapatannya Rp1-3 juta menggunakan sepeda motor sebagai moda transportasi, diikuti dengan pendapatan Rp3-5 juta 21 persen, Rp5-10 juta lima persen dan pendapatan kurang dari Rp1 juta 1,8 persen.
Sementara itu, karakteristik pemudik menggunakan bus paling banyak diisi oleh wiraswasta sebesar 33,8 persen, kemudian diikuti karyawan swasta 27 persen, PNS/TNI/Polri 23,7 persen, pelajar/mahasiswa enam persen, pegawai BUMN 5,5 persen, ibu rumah tangga 1,9 persen, pengusaha satu persen dan lainnya satu persen.
Berdasarkan pendapatan, pemudik pengguna bus paling banyak terdiri dari yang mempunyai pendapatan sekitar Rp3-5 juta yakni mencapai 55,5 persen, disusul pendapatan Rp1-3 juta 35,5 persen, pendapatan Rp5-10 juta 7,2 persen dan kirang dari Rp1 juta 1,4 persen dan pendapatan lebih dari Rp10 juta 0,4 persen.
"Yang menggunakan bus ini berdasarkan survei paling tinggi penghasilannya daripada karyawan swasta, biasanya para pemilik warteg," katanya.