REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kota Depok ternyata kekurangan guru di tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN). ''Kebutuhan ideal guru SDN di 11 kecamatan yang ada dengan jumlah 282 SDN yakni 4.534 orang sedangkan yang ada hanya sebanyak 2.784 orang. Jadi masih kurang 1.750 orangb guru SDN,'' ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Herry Pansila di Balaikota Depok, Jawa Barat (Jabar), Senin (12/5).
Akibatnya, lanjut Herry, beberapa guru terpaksa harus mengajar dua mata pelajaran sekaligus. Kekurangan guru SDN telah terjadi sejak awal 2009. Penyebabnya, minimnya kuota penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diberikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB). ''Kuota untuk formasi guru pada penerimaan CPNS belum ditambah. Makanya, banyak guru honorer yang terpaksa diperbantukan,'' tuturnya.
Menurut Herry, kekurangan guru membuat mutu pendidikan turun. ''Belum lagi ada guru yang pensiun setiap tahun. makanya, kami sekarang sedang mencari solusinya,'' terangnya yang mengungkapkan dari data resmi Disdik Depok, daerah-daerah yang kekurangan guru di Kecamatan Beji sebanyak 13 orang, Kecamatan Tapos 111 orang, Kecamatan Cimanggis 89 orang, Kecamatan Limo 36 orang, Kecamatan Cinere 20 orang, Kecamatan Pancoranmas 72 orang, Kecamatan Cipayung 68 orang, Kecamatan Sawangan 43 orang, Kecamatan Bojongsari 112 orang, Kecamatan Sukmajaya 102 orang, dan Kecamatan Cilodong 71 orang.
''Kekurangan guru tersebut sudah dilaporkan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Depok. Kami juga mengusulkan penambahan kuota penerimaan formasi guru dan pengangkatan guru honorer. Namun, usulan yang diajukan belum mendapatkan titik terang dan jawaban karena terganjal di Kementerian PAN dan RB. Sekarang ini kami hanya menunggu apakah dapat atau tidak penambahan kuota guru yang disusulkan, ini penting sekali, karena menyangkut mutu pendidikan,'' jelas Herry.
Untuk mengatasi kekurangan guru SDN, Herry mengatakan menempuh segala cara, salah satunya yakni penyaluran guru Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) untuk ikut diperbantukan mengajar di SDN. ''Jumlah guru SMPN dan SMAN sangat besar dan berlebihan. Guru-guru dari SMPN dan SMAN itu dimasukan ke dalam pendidkan dan pelatihan (Diklat) guru SD. Hanya ini solusinya, kami sekarang sedang mendata seluruh guru SMP dan SMA dan juga melakukan pemetaan terhadap SDN yang membutuhkan guru,'' paparnya.