REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Sanglah Denpasar dr Ken Wirasandhi menghimbau kepada masyarakat yang akan berangkat umrah untuk waspada terhadap penyakit koronavirus (MERS-CoV). Sebelumnya di Bali ditemukan satu pasien terduga mengidap penyakit tersebut, pada Jumat (9/5) kemarin.
"Upaya ini sebagai salah satu tindakan pencegahan atau 'preventif' penyebaran virus korona tersebut," kata dr Ken Wirasandhi, di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan seseorang yang datang ke daerah timur tengah kemudian mengalami tanda dan gejala batuk setelah datang dari daerah tersebut, dapat diduga terindikasi "intens" untuk dilakukan pengawasan ketat.
"Gejala klinis penyakit koronavirus persis seperti flu biasa yakni akan terdapat keluhan panas, batuk, pilek dan ada gambaran sesak," ujarnya.
Namun, sebagai dasar untuk menegaskan suatu diagnosa suspect tersebut apabila penerita memiliki riwayat kontak atau datang dari daerah yang terpapar. "Untuk mencegah penderita kontak dengan pasien lain atau keluarganya harus menggunakan masker," ujarnya.
Untuk satu pasien yang diduga mengidap penyakit koronavirus (MERS-CoV) di Bali, berinisial AOk (26), saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.
"Pemeriksaan terhadap pasien tersebut masih dilakukan di RSUP Sanglah dan kondisinya juga masih stabil. Namun, dari hasil laboratorium menunjukkan ia menderita pneumonia yang tidak disebabkan oleh virus," ujarnya.
Ia menambahkan pasien terduga penyakit koronavirus itu kini dirawat di Ruang Isolasi Nusa Indah, RSUP Sanglah dan sudah menjalani pemeriksaan VCR dan saat ini dalam proses menunggu hasilnya.
Pihaknya berharap pasien tersebut benar-benar murni mengidap pneumonia sehingga terbebas dari dugaan MERS-CoV.
"Meskipun secara klinis perawatannya bagus. Namun, faktor penyebab itu tetap ada karena pasien datang dari daerah yang terpapar," ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika