Jumat 09 May 2014 17:22 WIB

Kowani-Iwapi Fasilitasi UKM Hadapi Pasar Bebas ASEAN 2015

Sejumlah pengunjung melihat-lihat makanan dan minuman produksi usaha kecil dan menengah (UKM) dalam sebuah pameran. (ilustrasi)
Foto: Antara/Andika Wahyu
Sejumlah pengunjung melihat-lihat makanan dan minuman produksi usaha kecil dan menengah (UKM) dalam sebuah pameran. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) dan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) kembali menggelar pameran pengusaha wanita Indonesia. Pameran bertajuk "Kowani Fair dan Iwapi Expo 2014" ini dilangsungkan di Gedung Smesco, Jakarta, mulai dari 8 hingga 11 Mei 2014.

Ajang ini diisi sedikitnya 140 UKM yang merupakan binaan BUMN, pihak perbankan, binaan instansi terkait, asosiasi himpunan gabungan pengusaha, serta wanita pengusaha.

Adapun produk yang ditampilkan berupa garmen, tekstil, produk fashion, kerajian batik, perhiasan, kuliner dan lainnya.

Dewi Motik Pramono selaku Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) mengatakan, selain ajang promosi, ajang ini juga sebagai bahan persiapan bagi UKM dalam menyambut pasar bebas ASEAN 2015.

"Kita harus sadar, tahun 2015 kita harus siap hadapi pasar bebas ASEAN. Orang Asia bisa masukin produk ke kita dan kita juga bisa kirim produk ke mereka. Kita harus siap," kata dia, Jumat (9/5), di Jakarta.

Karena itu Dewi meminta selain sebagai promosi dan meningkatkan kualitas, ajang ini juga harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk mencari pasar-pasar baru.

"Indonesia punya keragaman yang luar biasa, kita bisa angkat itu kalau kita mau," kata Dewi.

Dewi membandingkan Indonesia dengan satu negara kecil di Eropa, Malta. Walau hanya terdiri dari dua pulau kecil, namun tingkat ekonomi negara itu sangat baik. Malta memanfaatkan potensi lautnya dengan sangat baik.

"Nah Indonesia punya sumber daya alam yang luar biasa, tapi pertanyaanya bisa nggak kita maksimal (memanfaatkanya)," katanya.

Kowani, sebut Dewi, selalu berupaya meningkatkan kapabilitas anggotanya. "Kita beri pendidikan, pelatihan dan action. Sekarang mana ada organisasi yang mau dukung kaum hawa untuk ambil pendidikan?," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement