Jumat 09 May 2014 14:22 WIB

Trauma, Dua Korban Emon Ogah Sekolah

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kapolda Jabar Irjen Pol M Iriawan tampak berbicara dengan tersangka pencabulan seratusan anak AS alias Emon (24 tahun) di Mapolres Sukabumi Kota, Rabu (7/5).
Foto: Republika/Rega Iman
Kapolda Jabar Irjen Pol M Iriawan tampak berbicara dengan tersangka pencabulan seratusan anak AS alias Emon (24 tahun) di Mapolres Sukabumi Kota, Rabu (7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi mengatakan, ada dua anak korban pelaku pelecehan seksual Emon yang mengalami trauma dan tidak mau bersekolah. Kedua anak ini kini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.

"Ada anak yang masih trauma dan tidak mau ke sekolah,’’ ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi, Hanafie Zain kepada wartawan di Mapolres Sukabumi Kota, Jumat (9/5). Akibatnya,  guru sekolah rencananya akan didatangkan ke rumah korban untuk memberikan materi pelajaran kepada korban.

Langkah tersebut kata Hanafie, dilakukan agar kegiatan belajar tetap berlangsung. Di sisi lain, para korban kekerasan seksual Emon ini akan mendapatkan pendampingan dari para psikolog dan psikiater.

"Kita telah membuat tim untuk memantau perkembangan anak hingga dewasa nanti,’’ terang Hanafie. Sejumlah intansi dilibatkan untuk penanganan kasus ini mulai dari pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

Lebih lanjut Hanafie mengatakan, pemkot berharap kasus kejahatan seksual yang dilakukan merupakan yang terakhir kali terjadi di Sukabumi. Ke depan, pemkot akan melakukan sosialisasi agar anak-anak mampu melakukan perlawanan minimal berteriak ketika ada yang ingin melakukan perbuatan kekerasan seksual.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement