Jumat 09 May 2014 10:23 WIB

Penurunan Status Gunung Slamet Tunggu Perkembangan

Gunung Slamet mengeluarkan asap terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (2/5).
Foto: Antara//Oky Lukmansyah
Gunung Slamet mengeluarkan asap terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Jumat (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Slamet, Sudrajat, mengatakan bahwa penurunan status Gunung Slamet, Jawa Tengah, dari "Siaga" menjadi "Waspada" masih harus menunggu perkembangan.

"Saat ini aktivitasnya memang ada kecenderungan menurun, tetapi kami masih menunggu perkembangan berikutnya. Kalau mau ditarik ke 'Waspada' ya kira-kira kalau sudah mantap," katanya melalui saluran telepon, Jumat (5/9).

Kendati demikian, dia mengaku belum bisa memastikan kapan penurunan status tersebut akan dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang mengamati perkembangan aktivitas Gunung Slamet melalui PPGA Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.

"Kami harus benar-benar teliti dan tidak bisa terburu-buru menurunkan. Nanti kalau baru turun terus naik lagi bagaimana," katanya.

Lebih lanjut mengenai perkembangan aktivitas Gunung Slamet, Sudrajat mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jumat (9/5), pukul 00.00-06.WIB, teramati adanya satu kali sinar api pijar setinggi 200 meter dan 14 kali letusan abu kelabu tebal setinggi 200-600 meter, sedangkan dari sisi kegempaan terekam 14 kali gempa letusan, 18 kali gempa embusan, dan satu kali gempa tektonik.

Menurut dia, gempa tektonik tersebut bukan disebabkan oleh aktivitas gunung api. "Itu (gempa tektonik, red.) gempa-gempa 'tetangga', bukan karena aktivitas gunung api. Oleh karena gempa tektonik itu kuat, bisa sampai terekam pada alat yang terpasang di PPGA Slamet," katanya.

Dalam hal ini, dia mencontohkan gempa tektonik berkekuatan 4,9 skala Richter yang terjadi pada hari Kamis (8/5), pukul 12.48 WIB. Menurut dia, gempa yang berpusat di 8,37 derajat lintang selatan dan 109,19 bujur tiur atau 92 kilometer barat daya Kebumen dengan kedalaman 10 kilometer itu terekam pada alat yang terpasang di PPGA Slamet. "Itu gempa tektonik jauh," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement