Kamis 08 May 2014 23:53 WIB

Kematian Badak Jawa Ujung Kulon Diinvestigasi

Badak Jawa
Foto: .
Badak Jawa

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Penyebab kematian seekor badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon yang ditemukan pada Maret lalu mulai diinvestigasi oleh tim gabungan Balai TNUK, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan WWF-Indonesia.

Penanggung jawab Rhino Monitoring Unit dan Rhino Health Unit Balai TNUK Muhiban di Pulau Peucang, TNUK, Banten, Kamis (8/5), mengatakan bahwa kematian satu individu badak ini memang belum diekspos ke publik secara resmi karena menunggu hasil investigasi lengkap tim Balai Taman Nasional Ujung Kulon.

"Kami juga harus melapor dulu ke PHKA (Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam). Lagi pula, investigasi belum selesai," ujar dia.

Kematian masing-masing satu individu badak jawa juga terjadi pada tahun 2012 dan 2013. Namun, menurut dia, kematian baru diketahui setelah tulang belulang ditemukan.

"Kalau kematian kali ini kami temukan di muara Sungai Cicadas di Blok Cikembangan Taman Nasional Ujung Kulon. Diduga kematiannya beberapa minggu sebelumnya," lanjutnya.

Tulang dan beberapa sampel organ telah dievakuasi ke IPB guna diteliti. Menurut dia, investigasi akan memakan waktu mengingat saat ditemukan semua bagian tubuh telah membengkak dan membusuk.

"Kalau temuan kematian sebelumnya sudah dalam bentuk tulang-belulang, jadi investigasi tidak lama," ujar dia. Badak jawa jantan yang ditemukan mati tersebut diperkirakan berumur 23-26 tahun. Tim gabungan investigasi kesulitan mengevakuasi mengingat bobot badak mencapai 1 ton.

Oleh karena itu, hanya beberapa sampel termasuk serangga dan air di dekat badak ditemukan mati pun ikut dibawa untuk diteliti.

Sementara itu, menurut Rhino Monitoring Officer WWF Indonesia Unjung Kulon Project Ridwan Setiawan, investigasi penyebab kematian badak jawa ini akan sulit mengingat kondisi sekitar lokasi kejadian pun telah berubah.

Menurut dia, agak sulit mencari penyebab kematian karena lokasi tidak langsung steril. Kondisi alam juga mengubah tempat kejadian perkara.

"Jejaknya sudah terinjak-injak, seandainya masih bagus, kita bisa tahu dia habis dari mana jadi mungkin terlacak dia habis makan apa atau ada kejadian apa sebelumnya. Ini sudah tidak 'terlacak'," ujar dia.

Berdasar data Balai TNUK jumlah badak jawa atau Rhinoceros sondaicus saat ini mencapai 58 ekor. Saat ini hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement