REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur (Jatim) terus mewaspadai penyebaran flu arab akibat virus corona (middle east respiratory syndrome corona virus/MERS-CoV).
Kepala Dinkes Provinsi Jatim dr Harsono mengatakan, hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) di Jatim yang positif terkena sindrom pernapasan Timur Tengah itu. “Memang ada warga Madura yang terkena MERS. Tetapi dia sudah menetap di Arab Saudi dan meninggal disana, bukan di Jatim,” katanya kepada Republika, Kamis (8/5) malam.
Hingga kini, kata Harsono, juga tidak ada warga Jatim yang suspect MERS. Meski demikian, pihaknya terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kewaspadaan mencegah agar virus MERS tidak masuk ke Jatim. Harsono menerangkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan RS bersama dengan biro travel umrah untuk mengantisipasi MERS.
Dinkes Jatim sengaja mengundang biro perjalanan umrah untuk mengetahui siapa saja warga Jatim yang sedang berangkat umrah dan kapan pulang ke tanah air.
‘’Jamaah umrah yang tiba di Jatim harus dideteksi apakah menderita batuk, atau bahkan panas setinggi 38 derajat celcius. Kalau mereka mengalami batuk dan panas 38 derajat celcius, mereka wajib dirawat di RS yang sudah menyediakan ruangan isolasi untuk MERS,’’ ujarnya.
Dia menyebutkan ada lima RS pemerintah di Jatim yang ditunjuk untuk melayani dan merawat pasien MERS. Lima RS yang telah menyediakan ruang isolasi khusus MERS adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya; RSUD Dr Soedono, Madiun; RSUD Dr. Saiful Anwar Malang; RSUD Soebandi Jember; dan RSUD Kabupaten Jombang.
Lima RSUD tersebut, kata Harsono, telah mewakili regional Jatim dan diklaim mampu menangani kasus flu arab di Jatim. Namun ia menegaskan pihaknya tidak berharap kasus virus MERS menjangkiti warga Jatim. Untuk menghindari MERS, Harsono menyebutkan ada beberapa langkah yang harus dilakukan.
Pertama, setiap jamaah umrah yang akan berangkat ke tanah suci wajib menjalani dua vaksinasi khusus yaitu vaksin influenza dan meningitis di titik keberangkatan yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjung Perak dan Bandara Juanda. Tak hanya itu, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti cuci tangan setiap akan makan juga penting dilakukan.
“Selain itu, kalau warga Jatim yang umrah ke Arab Saudi hendaknya menggunakan masker khusus selama disana.
Namun yang tak kalah penting adalah menjaga stamina dan kesehatan fisik,” ujarnya. Ia juga meminta agar para jamaah umrah memastikan makanan yang dikonsumsi cukup gizi.