REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Hanura Fuad Bawazier berpendapat sejarah Hary Tanoesoedibjo (HT) yang pernah berkonflik dengan Partai NasDem memberikan beban berat bagi Ketua Umum Hanura Wiranto dalam menentukan arah koalisi.
"Pak Wiranto harus aspiratif, masih ada ganjalan seperti ini," kata Fuad Bawazier di Jakarta, Kamis (8/5).
Menurut dia, seandainya Hanura mau merapat dalam koalisi Joko Widodo (Jokowi), dengan adanya HT belum tentu juga PDIP dan NasDem menerima.
Hanura, lanjut Fuad, memang dapat memilih berkoalisi dengan dua kandidat presiden yang lain yakni Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto, namun bukan berarti tidak ada persoalan.
Menurut Fuad, Hanura telah membangun komunikasi politik dengan Partai Golkar dan Gerindra. Wiranto juga telah bertemu dengan Aburizal maupun Prabowo.
Namun, kata dia, untuk memutuskan arah koalisi Hanura, apakah ke Partai Golkar atau ke Hanura juga bukan beban yang ringan bagi Wiranto.
"Wiranto dulu merupakan kader Partai Golkar, sama dengan Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto," katanya.
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Hanura di Jakarta, Selasa (6/5), memberikan mandat kepada Wiranto selaku ketua umum untuk menentukan mitra koalisi.
Menjawab pertanyaan wartawan, Wiranto menyatakan belum bisa memastikan arah koalisi Hanura karena belum bisa meramalkan jumlah kubu yang muncul mengusung calon presiden.