Kamis 08 May 2014 08:18 WIB

Hanura Dianggap Jadi Ancaman Koalisi PDIP-Nasdem

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
 Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kedua kanan) , Capres PDI Perjuangan Joko Widodo (kedua kiri), Sekjen PDIP Tjahyo Kumolo (kiri) dan Sekjen Partai Nasdem Patrice Rio Capella (kanan) mengangkat tangan bersama saat bertemu di Jakarta, Jumat (2/5).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kedua kanan) , Capres PDI Perjuangan Joko Widodo (kedua kiri), Sekjen PDIP Tjahyo Kumolo (kiri) dan Sekjen Partai Nasdem Patrice Rio Capella (kanan) mengangkat tangan bersama saat bertemu di Jakarta, Jumat (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai upaya PDI Perjuangan (PDIP) menggandeng Partai Hanura dalam koalisi akan menimbulkan friksi di internal Nasdem.

Karena PDIP sudah lebih dahulu menggandeng Nasdem yang diketuai Surya Paloh. "Tidak ada jaminan koalisi Hanura PDIP akan harmonis," kata Hendri, Kamis (8/5).

Hendri mengatakan potensi friksi internal dipicu konflik yang pernah terjadi. Yaitu antara Surya Paloh dengan Ketua Badan Pemenangan Pemilu Hanura yang juga bekas Ketua Dewan Pertimbangan Nasdem, Harry Tanoesoedibjo. Hendri justru berpendapat Hanura lebih cocok berkoalisi dengan Gerindra atau Golkar.

Menurut Hendri Ketua Umum Hanura, Wiranto memiliki hubungan historis yang kuat dengan Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto. Wiranto dan Prabowo sama-sama pernah menjadi kader Golkar yang sekarang dipimpin Aburizal Bakrie. "Dilihat dari sejarah, Hanura lebih cocok ke Gerindra dan Golkar," ujar Hendri.

Karenanya, kata dia, koalisi PDIP dan Hanura bukan tidak mungkin akan memunculkan gejolak di internal Nasdem. Malah, bisa saja Nasdem menarik diri dari koalisi yang sudah disepakati dengan PDIP. "Kalau Nasdem menarik diri dari PDIP koalisi tidak kuat lagi," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement