REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) belum memutuskan partai mitra atau capres pada pilpres mendatang. PP baru kembali melakukan penjajakan dengan partai lain selepas menyelesaikan perbedaan pendapat di tubuh partai.
Setelah islah tercapai pada Mukernas III, 23-24 April, langkah PPP untuk berkoalisi kembali ke titik nol. Padahal sebelumnya ketua umum DPP Suryadharma Ali (SDA) sempat membawa gerbong partai untuk memberi dukungan pada capres Gerindra Prabowo Subianto. SDA bahkan datang pada kampanye terbuka Gerindra di Gelora Bung Karno.
Langkah SDA itu yang memicu terjadinya perbedaan di internal PPP. Namun PPP mengklaim persoalan yang ada sudah dapat dituntaskan pada Mukernas III. Lalu ke mana PPP akan berkoalisi dan mengarahkan suaranya? Partai berlambang Ka'bah ini belum membuat keputusan. Penjajakan masih dilakukan dan pada Selasa (6/5), sejumlah petinggi DPP PPP melakukan pertemuan dengan elite PDI Perjuangan (PDIP).
Bagaimana pendapat SDA mengenai pertemuan itu? "Jadi saya sering mengatakan bahwa pada saat ini masih banyak kemauan. Ada yang mau ke Pak Jokowi (Joko Widodo-PDIP), ada yang mau ke Pak Ical (Aburizal Bakrie-Golkar), ada yang mau ke Pak Prabowo (Gerindra). Mungkin juga ada yang mau ke pihak lain, mungkin," ujar SDA, Selasa malam.
Memang, menurut SDA, sekarang ini pendapat internal partai masih berbeda-beda. Namun, ia yakin seluruh keinginan itu akan disatukan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas). Forum pada 10 Mei mendatang itu yang akan menghasilkan keputusan langkah PPP. "Di situlah baru diketahui secara resmi ke mana arah PPP mendukung capres," ujar SDA.
Sebelum Rapimnas itu, PPP masih membuka komunikasi politik dan penjajakan. Hasil Mukernas III menugaskan SDA selaku Ketua Umum dan 'wali songo' dari Majelis Musyawarah PPP untuk menjadi komunikator politik partai.
Mereka adalah empat wakil ketua umum Hasrul Azwar, Suharso Monoarfa, Emron Pangkapi, dan Lukman Saifudin. Kemudian sekjen M Romahurmuziy serta tiga ketua majelis KH Maimoen Zubair (Syariah), KH Zarkasih Nur (Pertimbangan), dan Barlianta Harahap (Pakar). Selain itu ada juga Ketua Mahkamah partai Chozin Chumaidy.