REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi meminta pihak sekolah menjalin hubungan baik dengan orang tua murid. Hal itu dia katakan menyusul peristiwa tewasnya siswa kelas 5 SD, Renggo Khadafi (11 tahun) akibat dipukuli teman sekolahnya.
"Hubungan sekolah dan keluarga harus erat dan harmonis. Jangan ketemu pas ngambil raport, atau pas ujian saja. Harus ada pertemuan rutin," ujar Jokowi mengunjungi rumah keluarga Renggo di Kelurahan Halim Perdanakusuma, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Selasa (6/5).
Menurut Jokowi, hubungan yang baik antara orang tua murid dengan pihak sekolah harus terjalin agar kedua belah pihak sama-sama mengetahui perkembangan si anak. Karenanya, kata dia, guru harus jeli mengawasi setiap siswa yang berada di bawah bimbingannya.
Apabila suatu hari guru menemukan perubahan perilaku pada siswa, ujar Jokowi, maka guru harus langsung memberikan pembinaan dan tak lupa juga dikomunikasikan ke pihak keluarga.
Dengan demikian, anak akan terhindar dari sesuatu yang menyimpang. "Artinya sekolah harus selalu kontrol anak-anak ke kelas," kata Jokowi.
Dia juga mengatakan, Pemprov akan menggalakkan gerakan membangun karakter anak dari lingkungan keluarga dan sekolah. Supaya, kata dia, tidak ada lagi peristiwa kekerasan yang dilakukan oleh anak sekolah.
Seperti diketahui, seorang siswa kelas 5 SD, Renggo Khadafi (11) tewas pada Ahad malam (4/5). Sebelum tewas, bocah yang tinggal di Jalan Asri RT 07 RW 10, Kelurahan Halim Perdana Kusuma, Makassar, Jakarta Timur tersebut menderita sakit setelah dipukuli oleh kakak kelasnya.
Renggo sempat bercerita, peristiwa pemukulan terjadi karena kakak kelasnya yang berinisial S tidak terima Renggo menyenggol minumannya.
Buntut dari peristiwa ini, Kepala Sekolah SDN 09 Makasar Sri Hartini bakal dicopot dari jabatannya. Sebab, dia dianggap telah lalai mengawasi anak muridnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
