REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi virus korona yang menyebabkan penyakit Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV) diperkirakan terjadi dari unta-unta muda yang lebih banyak ditemukan jenis virus tersebut dibandingkan dengan yang tua.
"Penelitian baru pada unta menunjukkan bahwa unta dewasa sudah punya antibodi terhadap MERS CoV, angkanya bisa mencapai lebih dari 70 persen pada satu penelitian sedangkan unta anak-anak punya virus yang aktif, penelitian menunjukkan sampai 35 persen pada swab hidung unta muda," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/5).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengirimkan tim ke Arab Saudi yang diperkirakan menjadi tempat awal mulai berjangkitnya MERS CoV yang kemudian menyebar ke beberapa negara lain termasuk di Malaysia dan Amerika Serikat.
Namun, WHO belum menentukan secara pasti mengenai penyebab penularan virus tersebut meskipun beberapa penelitian menemukan unta sebagai hewan yang membawa virus itu.
"Beberapa penelitian menemukakn infeksi pada unta lebih banyak terjadi pada unta yang masih muda umurnya sehingga kalau sekiranya ada orang tertular dari unta, maka itu lebih mungkin tertular dari unta muda," ujar Tjandra.
Tjandra juga menegaskan bahwa berdasar pemeriksaan Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), belum ada satu pun kasus di Indonesia yang hasil laboratoriumnya positif MERS CoV.
"Konfirmasi untuk memastikan ada tidaknya MERS CoV di Indonesia memang hanya bisa dilakukan di Laboratorium kami. Di negara-negara WHO kawasan Asia Tenggara hanya ada tiga negara yang bisa memastikan pemeriksaan Laboratorium ada tidaknya MERS CoV, salah satunya Indonesia," kata Tjandra.
Sebanyak 111 pasien ditemukan terjangkit MERS CoV di Jeddah, Arab Saudi sejak Maret 2014 dan dari jumlah tersebut, sebanyak 31 orang di antaranya meninggal dunia dan dikhawatirkan juga terjadi penularan dari pasien ke petugas kesehatan.