REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Mabes TNI AD membeli meriam 179 KH buatan Korea Selatan seharga 980 ribu dolar AS per unit. Bila dikonvensikan ke rupiah nominal tersebut mencapai Rp 9 miliar, itu pun saat kurs dolar masih berkisar Rp 9.000
Instansi itu membeli sebanyak 18 meriam kaliber 155 mm tersebut, artinya total pembelian untuk pengadaan Alat Utama Sistem Persejataan (Alutsista) mencapai Rp 162 miliar beserta kendaraan truk penariknya.
Spesifikasi senjata tersebut antara lain, memiliki jarak lontar antara 22 – 30 kilometer dengan menggunakan munisi standar. Sedangkan, jika munisi extend range mampu mencapai 55 kilometer. Kecepatan tembaknya 4 butir munisi per menit.
Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Budiman mengatakan, pihaknya juga akan mendatangkan dua jenis meriam yakni MLRS ((Multi Lancer Rocket System) dan Cesar yang masing-masing mampu melontarkan peluru sejauh 100 km dan 40 km.
“Jadi nanti dalam pertahanan atau serangan, kami mempunyai jarak-jarak capai tembakan,” kata Budiman di Mabes TNI AD, Selasa (6/5).
Menurut dia, meriam yang lama memiliki jarak lontar hingga 12 kilometer, selain itu TNI AD juga baru membeli meriam 105 mm dengan jarak lontar 18 kilometer. Ia mendorong agar ke depan, Indonesia mampu menciptakan sendiri alutsista.
“Sejelek apapun yang kami buat tentu tidak diketahui orang lain kemampuannya,” ujar dia.