Selasa 06 May 2014 16:03 WIB

Soal Koalisi dengan PDIP, PPP Tak Mau Berandai-andai

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rommy Romahurmuzy
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rommy Romahurmuzy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kian gencar melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai. Hari ini sejumlah elite PPP melakukan pertemuan tertutup dengan petinggi PDIP di Hotel Grand Melia Jakarta. 

"Ini silaturahim mendekati masa pendaftaran calon presiden," kata Sekjen DPP PPP, M Romahurmuziy (Romi) usai pertemuan dengan pengurus PDIP di Jakarta, Selasa (6/5).

PPP dan PDIP terlibat komunikasi yang cukup intensif terkait peluang koalisi kedua partai. Antara lain menyangkut hasil pertemuan antara capres PDIP, Joko Widodo dengan Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimun Zubair, Ahad (4/5). 

PPP ingin mengetahui betul apa saja pesan yang disampaikan Maimun kepada Jokowi. "Ini kita menanyakan pesan Ketua Majelis Syariah secara khusus kepada Pak Jokowi," ujarnya.

Selain itu PPP dan PDIP juga membahas mengenai sejumlah tantangan pemerintahan mendatang. Ia pun membantah pertemuan membahas tentang pembagian kekuasaan dalam koalisi. Seperti kursi cawapres dan proporsi kursi kabinet. "Ada pembahasan mengenai kabinet," katanya.

Romi menyatakan, sampai saat ini PDIP dan PPP memiliki kesamaan visi dan misi dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Kedua partai juga memiliki pengalaman historis bekerja sama di pemerintahan. 

Namun ia tidak mau berandai-andai soal kemungkinan PPP berkoalisi dengan PDIP. Karena kputusan berkoalisi akan diputuskan lewat mekanisme formal partai yakin rapat pimpinan nasional. "Saya tidak ingin mendahului. Kami harus melalui mekanisme konstitusional," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement