REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional Dr Umar S Bakry menilai prospek pasangan Prabowo Subianto-Aburizal Bakrie dalam Pilpres 2014 bisa terganggu jika konflik kepentingan di internal Golkar tidak segera berakhir.
"Memang prospek pasangan Prabowo-Aburizal Bakrie menjadi terganggu jika konflik kepentingan di internal Golkar tidak segera berakhir," kata Umar, Senin (5/5).
Dia mengatakan kubu Akbar Tanjung, Priyo Budisantoso, dan Jusuf Kalla harus memberi dukungan terhadap Ical jika menginginkan mesin politik Golkar dapat bekerja optimal bersama Gerindra. Sebab sejauh ini ketiga tokoh tersebut seakan gencar mendeklarasikan kesiapannya menjadi cawapres partai lain.
Dia juga menilai jika benar Ical mengalah dan mau menjadi cawapres bagi Prabowo Subianto, akan menjadi modal yang luar biasa bagi Gerindra untuk memenangkan Pilpres 2014.
Menurut dia meskipun elektabilitas Ical tidak signifikan, namun dengan Prabowo sebagai capres peluang memenangkan pilpres terbuka lebar sebab dalam pilpres faktor figur capres lebih menentukan.
"Jadi jika Aburizal Bakrie menjadi cawapres Prabowo, pengaruhnya terhadap elektabilitas Prabowo tidak terlalu negatif. Memang secara personal elektabilitas Aburizal Bakrie agak rendah, tapi dengan tingginya elektabilitas Prabowo peluang memenangkan pilpres cukup terbuka, apalagi jika mesin politik Partai Golkar dapat bekerja maksimal, peluang untuk memenangi pilpres 2014 terbuka lebar," ujar dia.
Pada hari ini Aburizal Bakrie melakukan kunjungan balasan ke kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, untuk membicarakan prospek koalisi antara Golkar dengan Gerindra.
Belum jelas betul apa wujud koalisi yang akan terjadi antara kedua partai karena kedua tokoh sudah secara resmi dideklarasikan sebagai capres dari partainya masing-masing.
Salah satu kemungkinan yang terjadi adalah Ical mau mengalah dengan menjadi cawapres bagi Prabowo Subianto.