Senin 05 May 2014 16:47 WIB

UN SMP/MTs Aman dari Ancaman Erupsi Merapi

Rep: Edy Setyoko/ Red: Julkifli Marbun
Suasana Ujian Nasional SMP
Suasana Ujian Nasional SMP

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Pelaksanaan ujian nasional tingkat SMP/MTs diharapkan tidak terganggu oleh erupsi Gunung Merapi yang akhir-akhir ini semakin aktif.

'Alhamdulillah, aktivitas Gunung Merapi tidak semakin meningkat. Sehingga pelaksanaan UN (Ujian Nasional) siswa tingkat SMP/MTs berlangsung lancar dan aman dari gangguan bencana alam,'' tutur Budi Santosa (50) seorang guru pengawas UN, Senin (5/5).

 

Jika aktivitas Gunung Merapi terus meningkat, kata Budi Santosa, pelaksanaan UN siswa SMP/MTs tetap berlangsung. Soalnya, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Boyolali mempersiapkan lokasi darurat bila sewaktu-waktu Gunung Merapi meletus saat pelaksanaan UN.

 

Ada dua lokasi yang disiapkan Disdikpora, yakni Bungalow Tersenyum dan Kantor Kecamatan Cepogo. Kedua lokasi tersebut dinilai aman dari bahaya erupsi bila Merapi meletus.

 

Di wilayah lereng Gunung Merapi Kecamatan Selo, ada tiga sekolahan melaksanakan UN SMP/MTs. Kepala Disdikpora Kabupaten Boyolali, Abdul Rahman, mengungkap, bila Merapi mengalami erupsi, siswa bakal diungsikan dan karantina di Bungalow Tersenyum, dan Kantor Kecamatan Selo.

Bila kondisi tidak memungkinkan, maka siswa akan ditempatkan di wilayah Kecamatan Cepogo.

 

"Yang penting, jangan sampai ada siswa yang tidak mengikuti ujian nasional hanya karena bencana Gunung Merapi. Kita sudah lakukan koordinasi dengan pihak sekolah".

 

Seperti diketahui, untuk peserta UN SMP/MTs tahun ini diikuti 14.515 siswa. Dua di antaranya tidak bisa mengikuti ujian, karena meninggal dunia. Dua orang pelajar yang meninggal tersebut berasal dari SMPN 1 Ampel dan SMPN 2 Karanggede. Sedang untuk ujian kesetaraan kelompok belajar (Kejar) Paket B diikuti 398 orang.

 

Terkait distribusi naskah UN, menurut Abdul, sudah dilaksanakan sejak Sabtu (3/5) dini hari. Kemudian setelah dilakukan verifikasi, selanjutnya langsung didistribusikan ke masing-masing subrayon, Ahad (4/5). Proses distribusi dilakukan dengan pengawalan ketat sesuai dengan prosedur tetap (Protap), baik dari kepolisian, satuan pendidikan, serta dari panitia ujian.

 

Disdikpora Kabupaten Boyolali menambah sub rayon dalam pendistribusian soal UN SMP/ Mts. Dari semula hanya dua rayon, kini menjadi tujuh sub rayon. Ditambahnya jumlah sub rayon untuk memperpendek kendali pendistribusian dan mengantisipasi kecurangan.

 

Sekretaris Disdikpora Kabupaten Boyolali, Darmanto, menjelaskan, diperpendek rentang kendali dalam pendistribusian naskah soal UN berkaca pada terungkapnya kasus jual-beli jawaban soal UN tingkat SMA/SMK di Kabupaten Karanganyar yang melibatkan guru honorer dan kepala sekolah di Kabupaten Boyolali.

 

Disdikpora juga berkoordinasi dengan kepolisian mulai dari Polda Jateng, Polres Boyolali, hingga polsek di masing-masing kecamatan untuk pengamanan distribusi naskah soal UN. Termasuk penjagaan 24 jam penuh ketika naskah soal disimpan di kantor Disdikpora.

"Pengamanan lebih diperketat dibanding sebelumnya. Termasuk pengawasan dan pengawalan dari polsek masing-masing wilayah," terang Darmanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement