Ahad 04 May 2014 12:00 WIB

Gandeng Khofifah, Jokowi Ingin Jadi Tokoh Pluralis

Rep: c57/ Red: Mansyur Faqih
Khofifah Indar Parawansa
Foto: Antara
Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Agung Suprio menilai, langkah Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa menjadi jubir Joko Widodo hanya efektif di kalangan perempuan NU dan Jawa Timur. 

"Khofifah lebih dilihat sebaga tokoh lokal dari pada tokoh nasional. Itu sebabnya Khofifah diharapkan menjadi vote getter di Jawa Timur. Karena tidak ada partai dominan di Jatim," tutur Agung, Ahad (4/5).

Selebihnya, tambah dia, PDIP ingin mengambil untung dari citra Muslimah dalam sosok Khofifah. Sehingga tercipta kesan kalau Jokowi merupakan tokoh pluralis.

Sementara itu, PP Gerakan Pemuda (GP) Anshor, Nusron Wahid menganggap langkah Khofifah sebagai hak pribadi. Asalkan, langkahnya menjadi jubir Joko Widodo (Jokowi) tidak menjadi sikap organisasi. 

"Sepanjang tidak membawa bendera organisasi Muslimat NU, Khofifah berhak bertindak dan menyalurkan aspirasi politiknya, sebagai warga Nahdliyin," ujar Ketua Umum PP Gerakan Pemuda (GP) Anshor Nusron Wahid saat dihubungi.

Karena, katanya, sebagai Ketum PP Muslimat NU, Khofifah dilarang membawa organisasi Muslimat dalam politik praktis. Hal ini telah diatur dalam khittah dan AD/ART NU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement