REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kiprah Tentara Nasional Indonesia (TNI) tak melulu pada urusan bela negara dan menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran TNI di tengah- tengah masyarakat –saat ini-- kian majemuk, dalam rangka mendorong kedaulatan dan kemandirian bangsa.
Fungsi inilah yang terus dibangun Kodam IV/Diponegoro dalam memperluas pengabdian dan kemanunggalan anggotanya dengan rakyat. Yang teranyar, Kodam IV/Diponegoro memberikan ilmu baru bagi para dokter TNI AD dengan pelatihan saintifikasi jamu dan herbal.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerjasama dengan Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Kesehatan Angkatan Darat dan industri jamu PT Sido Muncul. Pelatihan yang berlangsung sepekan ini, diikuti dokter TNI anggota satuan Kesehatan Kodam (Kesdam) dari berbagai Kodam di tanah air.
“Ini bagian dari peran TNI untuk membangun kedaulatan budaya. Karena jamu ini milik bangsa kita,” jelas Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Sunindyo, baru – baru ini.
Meurut Sunindyo, jamu sudah saatnya menjadi alternatif pengobatan yang dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat Indonesia. Sebabnya, puluhan dokter Angkatan Darat yang mewakili Kodam se-Indonesia akan mempelajari pengetahuan terkait jamu.
Mulai dari menanam tanaman obat, pengolahan, hingga bisa dikonsumsi sebagai jamu atau obat herbal. Diharapkan hasil pelatihan bisa diterapkan dan disebarkan kepada masyarakat untuk mendorong pengobatan herbal, selain pengobatan enggunakan obat kimia.
Tahap pertama ini, kita sertakan 30 orang dokter TNI AD, berikutnya akan dilaksanakan pelatihan yang sama untuk dokter lainnya,” tambah Sunindyo, saat membuka Pelatihan di pabrik PT Sido Muncul.
Wakil Direktur Kesehatan Angkatan Darat, Kolonel Untung Sunaryadi menambahkan pelatihan ini merupakan upaya meningkatkan kualitas dokter TNI AD.
Khususnya dalam penelitian dan pengumpulan bukti klinis di bidang jamu. “Kami berharap, ilmu baru ini bisa diterapkan ketika ditugaskan ke daerah terpencil, tanpa ketersediaan obat kimia,” ujarnya. Upaya ini mendapatkan apresiasi dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT).