Sabtu 03 May 2014 14:36 WIB

Aktivitas Merapi Mulai Alami Penurunan

 Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara difoto dari jarak 40 Km di Bantul, Yogyakarta, Jumat (25/4).
Foto: Antara/Teresia May
Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara difoto dari jarak 40 Km di Bantul, Yogyakarta, Jumat (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang terpantau petugas Pos Babadan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, hingga Sabtu cenderung mengalami penurunan meskipun statusnya masih waspada atau setingkat lebih tinggi ketimbang level terendah aktif normal.

"Aktivitas cenderung turun meski statusnya masih 'waspada' (sejak 29 April 2014 pukul 23.50 WIB, red.)," kata Purwono, petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Babadan Kabupaten Magelang di Magelang, Sabtu (3/5).

Berdasarkan pantauan petugas sejak pukul 00.00-07.00 WIB, tercatat gempa guguran enam kali, gempa tektonik tiga kali, sedangkan pada Jumat (2/5) gempa guguran 10 kali, gempa tektonik dan tektonik jauh, masing-masing satu kali. Pada Kamis (1/5), gempa guguran, tektonik, dan tektonik jauh, masing-masing satu kali.

Ia mengatakan setelah hujan reda pada Jumat (2/5) sekitar pukul 22.00 WIB, terjadi guguran material dari puncak Merapi meskipun tidak terdengar dan terpantau secara visual. Pada kesempatan itu, ia membantah kabar yang beredar tentang terjadi guguran lava pijar.

Ia mengatakan sejak Jumat (2/5) hingga Sabtu, tidak terdengar lagi suara dentuman dan guguran dari gunung berapi di perbatasan Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dari pos berjarak sekitar 4,4 kilometer dari barat daya puncak Merapi itu.

"Masyarakat tidak perlu panik, meskipun harus tetap waspada, kalau ada perkembangan tentu akan diinformasikan oleh rekan-rekan pemantau dan BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi)," katanya.

Ia mengatakan aktivitas pendakian umum ke puncak Gunung Merapi hingga saat ini masih ditutup.

Saat status aktivitas Merapi dinaikkan dari aktif normal menjadi waspada pada 29 April 2014, terjadi gempa "low frequency" 52 kali, gempa guguran delapan kali, gempa tektonik tiga kali, dan gempa tektonik jauh satu kali. Pada 30 April 2014, gempa "low frequency" 38 kali, gempa guguran dua kali, dan gempa tektonik delapan kali.

Hingga saat ini aktivitas masyarakat sekitar Gunung Merapi tetap terlihat normal. Kepala Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Ismael mengaku telah secara proaktif menyosialisasikan perkembangan kondisi aktivitas vulkanik Gunung Merapi kepada masyarakatnya.

Desa Krinjing yang meliputi 10 dusun dengan 2.154 jiwa atau 602 kepala keluarga adalah satu di antara sejumlah desa terakhir dari puncak Gunung Merapi.

"Warga yang selama ini beraktivitas mencari rumput untuk pakan ternak dan kayu bakar hingga daerah Klatakan (sekitar 1-2 kilometer dari puncak Merapi), tak lagi sampai di sana, warga lebih banyak beraktivitas di ladang sayuran dan sekitar dusunnya," kata Ismael yang juga pensiunan pengamat Gunung Merapi di Pos Babadan itu.

Ia mengaku telah meminta warga untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasanya sambil tetap meningkatkan kewaspadaan terkait dengan perkembangan kegiatan vulkanik Gunung Merapi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement