REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kota Singaraja, ibukota Kabupaten Buleleng, Bali utara, mengalami inflasi sebesar 0,16 persen pada bulan April 2014 dengan indeks harga konsumen (IHK) 115,49 persen.
"Inflasi tersebut dipicu kenaikan harga yang ditujukan oleh kenaikan indeks sebagian kelompok pengeluaran antara lain kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 2,02 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu (3/5).
Ia mengatakan, selain itu juga dipicu oleh kenaikan kelompok sandang sebesar 0,83 persen, kelompok kesehatan 0,05 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen. serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,24 persen.
Sedangkan kelompok bahan makanan, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami penurunan harga.
Panusunan Siregar menjelaskan, Singaraja bekas ibukota Provinsi Sunda Kecil yang meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) itu tingkat inflasi tahun kalender periode Januari-April 2014 sebesar 1,55 persen.
Kondisi tersebut lebih rendah 0,54 persen dibanding dengan inflasi Kota Denpasar yang tercatat 2,09 persen.
Panusunan menjelaskan, dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei, 43 kota di antaranya mengalami inflasi dan 39 kota mengalami deflasi. Kota Singaraja jika diurut menempati posisi ke-27 dari 43 kota di Indonesia yang mengalami inflasi, ujar Panusunan Siregar.