REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA- Kawasan geopark di Gunung Api Purba, Gunung Kidul, Yogyakarta akan dinilai kelayakannya oleh Unesco sebagai salah satu situs geopark internasional, Juni mendatang. Penilaian ini akan menentukan status Gunung Kidul sebagai situs geopark dunia.
Ketua kelompok sadar wisata (pokdarwis) kecamatan Nglanggeran kabupaten Gunung Kidul Mursidi mengatakan untuk menjadi geopark yang diakui secara internasional, bukan hanya keindahan alamnya saja yang dinilai tapi juga budaya dan proses pemberdayaan masyarakat.
Mursidi mengatakan pihaknya cukup optimis situs geopark ini bisa masuk ke salam salah satu geopark internasional. Pasalnya, saat ini geopark Gunung Api Purba juga sudah masuk geopark nasional. Dari sisi keunikan lokasi, kata dia geopark ini juga terbilang unik.
Dia menyebutkan ada tiga zona lokasi yakni zona Gunung Api Purba itu sendiri, zona gunung tengah yang terdiri dari gua-gua, dan zona selatan yang teridir dari zona Gunung Sewu, atau bukit-bukit seribu. Ketiga zona ini, kata dia terawat dengan baik.
"Tim konservasi dari Unesco sudah kesini, menurut salah satu dari mereka kita layak menjadi geopark ingternasional. Tapi untuk lengkapnya nanti penilaian bulan Juni, karena yang dilihat bukan hanya alam tpi bagaimana peranna masyarakat dalam menjaga alam," ujar Mursidi, saat ditemui, baru-baru ini.
Menurutnya, pengelola, pemerintah dan masyarakat memiliki semangat yang sama menjadikan ekowisata ini sebagai geopark internasional. Setiap bulan, Gunung Api Purba dikunjungi sekitar 15 ribu orang. Pengunjung mulai meningkat sejak tiga tahun terakhir.
Sebelumnya, geopark seluas 48 hektare milik Sri Sultan Hamengkubuwono ini umumnya hanya dikunjungi oleh mahasiswa pecinta alam saja. "Sekarang suasana di malam hari sudah ramai. Banyak yang camping di atas," kata dia.
Sekda Kabupaten Gunung Kidul Budi Martono mengatakan jika Gunung Api Pura sudah masuk situs geopark internaisonal, akan membawa dampak pariwisata di daerah lain. Budi mencontohkan, di lokasi yang tak jauh dari lokasi geopark ada kawasan agro wisata.
Sehingga pengunjung yang lelah sehabis berwisata di geopark bisa mencicipi durian dan buah-buahan lain yang ada di kawasan agrowisata. Dengan begitu, wisatawan di Yogjakarta dan lamanya kunjungan di Yogyakarta juga meningkat.