REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Industri, hingga saat ini masih banyak yang mengabaikan kesehatan buruhnya. Akibatnya, terjadi sejumlah kasus gangguan kesehatan yang menimpa buruh di Indonesia. Salah satu kasus kesehatan yang paling banyak ditemukan adalah ketulian.
Menurut Rektor Unisba yang juga dokter pakar Telinga Hidung Tenggorokan (THT), Prof Dr dr Thaufiq S Boesoirie MS Sp THT KL, kasus gangguan kesehatan yang menimpa buruh di Indonesia masih banyak. Kasus yang paling sering ditemukan adalah ketulian akibat bising suara mesin-mesin industri.
"Kalau kasus 'pabalatak', hanya tidak terekspos. Belum lama saya menerima pasien (buruh) yang wajahnya masuk ke mesin pembersih karpet," ujar Thaufiq ditemui pada acara Upacara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Struktural di Lingkungan Unisba di Aula Unisba, Rabu (30/4).
Menurut Thaufiq, para buruh yang bekerja di sektor industri dan berhubungan langsung dengan operasional mesin banyak mengalami gangguan persoalan kesehatan. Bahkan, kasus kanker sinus pada hidung saat ini banyak ditemukan pada buruh-buruh yang bekerja di industri penggergajian kayu di Jepang.
"Kalau di sini, paling banyak ketulian. Gangguan ketulian ini terjadi karena bising mesin dan mulai akan dirasakan pekerja setelah lima sampai sepuluh tahun bekerja," katanya.
Dikatakan Thaufiq, dengan adanya kasus-kasus seperti itu, sudah seharusnya setiap industri atau perusahaan memiliki layanan kesehatan yang dipantau langsung oleh dokter yang kompeten dalam bidang kesehatan industri.
Sehingga, buruh atau karyawan yang bekerja di industri tersebut memiliki jaminan kesehatan yang lebih baik karena ada dokter yang paham tentang bahaya atau dampak yang bisa diakibatkan dari operasional industri dan bisa mengambil langkah-langkah pencegahan.
Selain itu, kata dia, adanya dokter yang konsen dalam kesehatan industri, akan bisa menangani resiko yang bisa dialami buruh dan memberikan perlindungan pada para buruh. Ia mencontohkan, perlunya perlindungan telinga serta pengaturan waktu bagi seorang buruh yang memegang mesin industri.
Saat ini, kata dia, sudah ada industri yang memiliki dokter yang konsen dalam kesehatan industri tapi yang mengkhususkan belum banyak. Harusnya, industri terbuka untuk diaudit, sudah memiliki atau belum. "Jangan sampai ada trauma yang didapat di tempat kerja," katanya.
Karena itu, kata dia, Unisba yang memiliki Fakultas Kedokteran dan concern dalam kesehatan industri ingin menghasilkan dokter-dokter yang profesional. Untuk mendukung hal tersebut, Unisba melakukan kerjasama dengan universita Utrech serta Berningham Belanda terkait kesehatan industri.