REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Tri Rismaharini memilih merayakan hari buruh dengan memberikan fasilitas kesehatan dan pendidkan yang lebih baik untuk para buruh agar bernasib lebih baik daripada sebelumnya.
Rsma menegaskan bahwa buruh pekerja itu bukanlah orang lain, melainkan bagian dari Kota Surabaya. Sehingga buruh harus menjadi satu kesatuan.
‘’Sehingga kalau buruh punya masalah, mari kita selesaikan sama-sama,’’ katanya saat ditemui wartawan di Balai Kota, Kamis (1/5).
Salah satu cara untuk membantu memecahkan masalah buruh di Surabaya yaitu pihaknya siap membantu menindaklanjuti laporan pengaduan perusahaan yang tidak membayar upah buruh sesuai dengan upah minimum kota (UMK) Surabaya.
Selain itu, pemkot Surabaya juga mengupayakan memberikan buruh fasiltas yang memadai dalam bidang kesehatan hingga pendidikan. Dengan fasilitas tersebut, ia berharap adanya dorongan dari pekerja, terutama buruh untuk mendorong putra putrinya agar sukses melebihi orang tuanya.
Ini terkait kunci utama keberhasilan seorang anak ada di tangan ibu. Sehingga target anak-anak buruh bisa memiliki cita-cita yang lebih baik dapat terpenuhi. Terlebih pada tahun 2040 adalah era keemasan dimana usia produktif di Indonesia sangat tinggi. Jika tidak dimanfaatkan, kata Risma, ini bisa menjadi bencana karena nasib anak-anak buruh itu tidak lebih baik dibandingkan orang tuanya.
‘’Terus terang mimpi saya seperti itu sehingga tidak ada lagi kemiskinan struktural. Saya ingin mendorongnya dan memangkas kemikinan struktural tidak ada,’’ ujarnya.