Kamis 01 May 2014 13:09 WIB

Cegah KDRT, PKBI Imbau Suami Peduli Pasangan

Kekerasan dalam rumah tangga/KDRT (ilustrasi)
Foto: www.jkp3.apik-indonesia.net
Kekerasan dalam rumah tangga/KDRT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG--Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Lampung mengajak ayah berusia muda atau suami peduli pada pasangannya melalui Program Mencare, untuk mencegah dan menekan tindakan kekerasan dalam rumah tangga.

Manager Program Mencare PKBI Lampung, Sindung Haryanto, di Bandarlampung, Kamis, menjelaskan, pihaknya menggelar pelatihan Mencare di sejumlah wilayah di Lampung dengan tujuan membuat ayah berusia muda atau suami lebih peduli terhadap kaum perempuan atau pasangannya.

"Suami yang baik berperilaku yang nirkekerasan terhadap istri dan anak, peduli terhadap kesehatan ibu dan anak, meningkatkan kepedulian KB bagi laki-laki serta berbagi peran dan pekerjaan, baik dalam pekerjaan domestik maupun pengasuhan anak," ujar Sindung.

Wilayah intervensi program tersebut berada di Kota Bandarlampung dan Kabupaten Lampung Barat.Di Kabupaten Lampung Barat yang menjadi wilayah intervensi adalah Kecamatan Sukau dan Balikbukit.

Beberapa waktu lalu, PKBI Daerah Lampung bekerjasama dengan Rutgers WPF telah menggelar Pelatihan Fasilitator Kelompok Ayah Kecamatan Balikbukit dan Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat di aula Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) di Pekon (Desa) Hanakau, Kecamatan Sukau.

Kegiatan tersebut diikuti 24 orang dari Kecamatan Sukau atau warga Pekon Tanjungraya dan Pekon Buay Nyerupa, serta 24 orang dari Kecamatan Balikbukit dari Pekon Sedampahindah dan Bahway.

Koordinator Distrik Program Mencare Lampung Barat, Tono Suparman menegaskan, pelatihan tersebut ditujukan untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang keadilan gender, mengurangi kekerasan yang terjadi di dalam masyarakat dan peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Hal tersebut, menurut dia, dikarenakan masyarakat yang menganut budaya patriarki, dengan laki-laki menjadi prioritas utama bagi orang tua.

Kondisi itu sering menjadi awal kekerasan laki-laki terhadap perempuan, mengingat laki-laki merasa lebih hebat dan lebih kuasa terhadap perempuan.

"Pada awalnya, sebagian dari peserta belum mengenal dan paham terhadap materi yang diberikan oleh fasilitator," kata Koordinator Distrik Program Mencare Bandarlampung, Anggalana.

Menurut Angga, hal tersebut dilihat dari hasil pretest 24 orang peserta dari Kecamatan Sukau, 50 persen peserta mendapatkan nilai kurang memuaskan, 21 persen mendapatkan nilai cukup, dan 29 persen peserta mendapatkan nilai memuaskan.

Sedangkan pada posttest, katanya lagi, pengetahuan peserta mengalami perubahan yang signifikan. Hal itu dilihat dari hasil posttest, 73 persen mendapatkan nilai sangat memuaskan, 13,5 persen mendapatkan nilai memuaskan, dan 13,5 persen mendapatkan nilai kurang memuaskan.

Selanjutnya, Kecamatan Balik Bukit, 43 persen peserta mendapatkan nilai kurang memuaskan, dan 57 persen peserta mendapatkan nilai memuaskan. Sedangkan pada posttest, pengetahuan peserta mengalami perubahan.

Hal itu dilihat dari hasil posttest, 52 persen mendapatkan nilai sangat memuaskan, 17 persen mendapatkan nilai memuaskan, 14 persen mendapatkan nilai cukup, dan 17 persen mendapatkan nilai kurang memuaskan.

"Kami berharap peserta dapat menyosialisasikan Program Mencare bagi orang-orang di sekitar, baik keluarga maupun masyarakat, baik di tingkat Pekon dan Lampung Barat," kata Anggalana.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement