REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda meminta Jakarta International School (JIS) bersikap lebih terbuka dan kooperatif pada kepolisian. Seharusnya JIS memberikan bukti-bukti seperti foto-foto kepada kepolisian.
"Dengan memberikan foto-foto kemungkinan adanya orang lain yang terlibat, maka akan memudahkan kepolisian dalam mengungkap siapa saja pelaku kekerasan seksual di JIS. Foto merupakan alat yang bisa dijadikan petunjuk mengungkap kasus," kata Erlinda di Jakarta, Kamis, (1/5).
Seluruh karyawan JIS, terang Erlinda, termasuk guru-guru harus dilakukan tes DNA seperti yang dilakukan kepada para tersangka. Ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada guru yang mengidap penyakit yang sama dengan korban sebab terdapat indikasi guru yang terlibat kekerasan seksual.
Namun, kata Erlinda, ia yakin JIS tidak akan mau bersikap seperti itu sebab mereka takut imejnya jatuh. Padahal menurutnya JIS harus bersikap terbuka agar tidak ada korban lagi yang mengalami pelecehan jika kasus diungkap secara tuntas.