REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) menerima 20 orang buruh perempuan di rumah dinasnya, di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat. Di dalam rumahnya, Jokowi mendengarkan aspirasi buruh perempuan yang mengaku mendapat banyak diskriminasi.
Salah satu perwakilan buruh, Listiyowati mengatakan, diskriminasi yang diterima buruh perempuan antara lain upah yang tidak sama dengan buruh laki-laki, tidak adanya tunjangan, cuti haidh dan melahirkan. Selain itu, buruh juga mendesak pemerintah segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, agar para pekerja rumah tangga tidak lagi diperlakukan tidak manusiawi oleh majikannya.
Jokowi sendiri hanya manggut-manggut ketika satu persatu perwakilan buruh bercerita mengenai kondisi mereka. Dia kemudian berjanji akan memperjuangkan nasib buruh perempuan.
"Saya belum bisa bicara, tapi saya sudah nangkep. Semoga bisa memperjuangkan apa yang diminta," ujar dia yang hari ini mengenakan kemeja kotak-kotak.
Menurut Jokowi, apa yang dituntut buruh sebenarnya tidak muluk-muluk. Mereka, kata dia, hanya meminta kerja yang layak, upah yang layak, serta hidup yang layak. Sehingga, seharusnya pemerintah bisa memenuhi itu.