REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Era Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economy Community/AEC) sudah di depan mata. Semua sektor termasuk pertanian harus bersiaga agar mampu menghadapi persaingan global.
"Salah satu caranya, dengan memperkuat pertanian keluarga," ujar Pendiri Rakyat Tani Institute, Teja Pratomo, Rabu (30/4).
Dengan penguatan pertanian berbasis keluarga, diharapkan ada pendalaman pemahaman mengenai persoalan pertanian. Kegiatan pertanian juga harus bisa memberikan nilai tambah baru. Misalnya melalui kegiatan pengolahan, organik, pemasaran langsung dan peningkatan kualitas.
Pada tahap yang lebih luas, diperlukan upaya kegiatan non pertanian seperti pendidikan dan kursus pertanian. Selain itu perlu juga upaya regrounding, dimana ada cara baru untuk mengombinasikan cara pemanfaatan sumberdaya alam yang ada.
"Pertanian berbasis industri tidak juga memberikan keuntungan yang besar," kata dia.
Untuk itu petani kecil bisa memanfaatkan ini dengan melakukan apa yang tidak dilakukan perusahaan besar dengan menggunakan cara-cara yang melibatkan alam. Industri selama ini dinilai belum bisa melakukan produksi yang sehat.