Rabu 30 Apr 2014 14:51 WIB

Buruh di Daerah Ini Tidak Ikut Aksi May Day

  Ribuan buruh berunjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau yang biasa disebut 'May Day' di jalan MH. Thamrin, Jakarta, Rabu (1/5).   (Republika/Yasin Habibi)
Ribuan buruh berunjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau yang biasa disebut 'May Day' di jalan MH. Thamrin, Jakarta, Rabu (1/5). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU-- Serikat Buruh Sejahtera Indonesia bersama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Riau tidak akan menggelar aksi unjuk rasa pada peringatan Hari Buruh (May Day), Kamis, 1 Mei 2014. "Kami lebih memilih untuk melakukan kegiatan yang positif. Tidak harus berunjuk rasa, khawatir timbul anarki," kata Ketua SPSI Riau Nursal Tanjung kepada pers di Pekanbaru, Rabu siang.

Ia menjelaskan, pihaknya sadar bahwa aksi unjuk rasa yang sebelumnya sempat dilakukan oleh kebanyakan buruh di Riau hanya mendatangkan penyesalan karena selalu berakhir dengan kerusuhan. Tahun ini, kata dia, kalangan buruh di Riau sepakat untuk tidak menggelar demonstrasi serta hanya akan melaksanakan kegiatan lain yang dipandang lebih bermanfaat.

Menurut dia, untuk menjaga kestabilan nasional dan daerah, sesuai dengan imbauan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) SPSI, seluruh organissi buruh diminta untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa. Hal itu menurut dia berkaitan dengan masa pemilu legislatif dan pemilu presiden yang diharapkan dapat berjalan dengan tanpa kerusuhan dan huru-hara.

"Yang jelas pada peringatan hari buruh tahun ini kami hanya mengadakan seminar dengan instansi terkait tentang masa depan buruh," katanya.

Semua buruh di Tanah Air menurut dia sangat mengharapkan agar pemerintah dapat mengerti dengan kondisi upah yang masih berada di bawah standar. "Hal itu mengingat, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pembangunan, juga terkait dengan peran buruh. Buruh ikut membantu," kata dia.

Ia mengatakan, pihaknya melihat kesiapan pemerintah dan pekerja belum maksimal dalam menghadapi pasar bebas internasional. "Hal inilah yang kami takutkan karena kondisi pekerja asing lebih siap dibanding lokal, untuk pekerja kasar juga bisa masuk di beberapa negara, namun dengan upah yang lebih kecil dari Indonesia," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement