Selasa 29 Apr 2014 19:16 WIB

'Urban Farming' Mulai Direalisasikan

Rep: C30/ Red: Yudha Manggala P Putra
Urban Farming
Urban Farming

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Realisasi program urban farming di Kota Bandung memasuki tahap sosialisasi. Sebanyak 151 RW dijadikan pilot project dalam program ini. Dengan konsep urban farming diharapkan masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sayur dan buah untuk keluarganya masing-masing.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan, program urban farming sangat diperlukan bagi kota metropolitan seperti Bandung. Lahan pertanian yang semakin menyempit menjadi alasan utama untuk dikembangkannya konsep ini. Sebab, konsep urban farming tidak membutuhkan lahan yang luas dan cukup sederhana.

"Cukup pekarangan rumah saja sudah bisa. Selain itu lingkungan menjadi bersih, asri dan hijau," katanya saat ditemui di kantornya, Selasa (29/4).

Dikatakan Elly, sebanyak 151 RW akan diberi pelatihan untuk menyukseskan program ini. Pelatihan diberikan mulai cara menanam hingga beberapa model urban farming yang akan diterapkan. Sehingga, kata dia, saat nanti realisasi masyarakat sudah siap dengan adanya program baru pemerintah kota tersebut.

Elly mengatakan, beberapa jenis konsep urban farming yang akan diterapkan yakni hidroponic, vertical garden dan tanaman pot. Dia menjelaskan, hidroponik merupakan jenis penanaman dengan media paralon dan air saja. Tanaman akan diletakkan di paralon yang telah dilubangi.

Kemudian, lanjutnya, paralon dialiri air yang telah diberi nutrisi tanaman. Air yang dipompa akan mengaliri sepanjang paralon dan berputar kembali ke tempat semula. "Jadi tanpa media tanah. Tanamannya jadi bersih dan aman dikonsumsi," ujarnya.

Dikatakan dia, vertical garden merupakan konsep dengan media tanam yang bisa digantungkan di dinding luar rumah. Sedangkan untuk yang tanaman pot, pihaknya menyiapkan fasilitasnya seperti sekam, pot dan juga pupuknya. "Bibitnya juga kita bantu seperti cabai rawit, sawi, tomat dan lain-lain," katanya.

Untuk menyukseskan program ini, tambahnya, Dispertan berkolaborasi dengan Komunitas Bandung Berkebun dan Komunitas Agritektur. Sebanyak 50 relawan dari komunitas tersebut akan ikut membantu dalam tahap pelatihan kepada masyarakat. Rencananya, setiap relawan akan diberi tugas untuk melatih 2-3 RW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement