REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kapal motor cepat (KMC) komando milik TNI AD dinilai mampu menghemat anggaran pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) hingga Rp 12 miliar. Hasil riset Ditbekang AD dengan sejumlah perguruan tinggi itu, diproduksi PT Tesco Indomaritim seharga Rp 12 miliar per unit.
“Padahal jika membeli KMC produksi Finlandia, biayanya sebesar Rp 24 miliar per unit,” kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Budiman disela-sela launching KMC di Pantai Ancol, Jakarta, Selasa (29/4).
Ia menambahkan,ongkos produksi ini diperoleh melalui APBN 2013 seharga Rp 12 miliar, termaksud seluruh peralatan, dan biaya risetnya. Produksi dalam negeri ini, kata dia, justru lebih hemat dan memiliki banyak kelebihan.
Kapal tersebut memiliki kecepatan hingga 250 NM (35 knot), dengan daya tampung hingga 31 personil ditambah 3 orang ABK. Sistem persenjataannya juga dilengkapi dengan senjata mesin berat (SMB) 12,7 mm yang memiliki jarak tembak hingga 6000 meter, efektif 2000 meter.
“Senjata itu dilengkapi Remote Weapon Station (RWS) untuk mengendalikan tembakan dari jarak jauh, sehingga penembak dapat terlindungi,” ujar dia.
Budiman mengatakan, akan menambah 8 unit KMC komando untuk beberapa kodim dan korem di daerah kepulauan. Dia menargetkan, bulan Juni semua kapal tersebut sudah tersedia. Menurutnya ketersediaan angkutan perang itu, dibutuhkan prajutit TNI di daerah terpencil.