Selasa 29 Apr 2014 14:13 WIB

Pemerintah Siapkan Kebutuhan Pangan Jelang Kemarau

Pekerja menata karung-karung beras untuk rakyat miskin (raskin) di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kelapa Gading, Jakarta.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Pekerja menata karung-karung beras untuk rakyat miskin (raskin) di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kelapa Gading, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyiapkan antisipasi berupa ketersediaan kebutuhan pangan dan dana cadangan stabilitas, sebagai antisipasi terhadap kemungkinan perubahan cuaca serta masa kemarau dalam jangka panjang.

"Kita akan 'stand by', dan sudah antisipasi apa yang harus dilakukan untuk menjaga produksi beras tepat sasaran," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa seusai rapat koordinasi membahas pangan di Jakarta, Selasa.

Hadir dalam rapat tersebut Menteri Pertanian Suswono, Menteri Perdagangan M. Lutfi, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri Kelautan dan Perikanan Cicip Sutarjo, Kepala BPS Suryamin dan Kepala BMKG Andi Eka Sakya.

Hatta menjelaskan hingga akhir April ketersediaan pasokan pangan relatif terjaga dan distribusi tidak mengalami hambatan, sehingga diperkirakan laju inflasi pada April akan rendah seperti bulan-bulan sebelumnya.

"Harga-harga pada April sudah cenderung menurun, misalnya beras mengalami penurunan 2,16 persen dibandingkan Maret. Distribusi baik tidak ada gangguan, sehingga tidak ada inflasi berarti dari 'volatile food'," katanya.

Ia menambahkan meskipun musim tanam sedikit bergeser karena gangguan cuaca, namun pemerintah tetap menargetkan stok beras di gudang Bulog sebanyak 1,7 juta ton untuk cadangan persediaan pangan, apabila dibutuhkan.

Selain itu, saat ini pemerintah telah menyiapkan dana cadangan beras sebesar Rp2 triliun untuk tahun 2014, sebagai antisipasi apabila terjadi gangguan kemarau panjang, yang dapat mengganggu kestabilan harga pangan.

"Benih dan pupuk tidak ada gangguan berarti, dan kita sudah punya dana sampai Rp2 triliun kalau ada gangguan stabilitas pangan, baik sebagai antisipasi terhadap iklim ekstrem maupun gangguan lainnya," ujar Hatta.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya menambahkan pemerintah sebaiknya waspada dalam menghadapi musim pancaroba, karena akan terjadi el nino lemah hingga September 2014 yang dapat menyebabkan kemarau panjang.

"Ini dilaporkan dalam rapat koordinasi agar kita waspada dan melakukan langkah-langkah. Tentu saja, kalau petani sudah mengetahui sejak awal, sebaiknya mereka berpikir untuk menanam palawija dibandingkan padi," katanya.

Menurut Andi, curah hujan yang berkurang dapat mempengaruhi produksi pangan, untuk itu pemerintah bisa melakukan antisipasi sejak dini, agar tidak terjadi kelangkaan pangan yang dapat mengganggu kestabilan harga dan inflasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement