REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Jawa Barat, belum berencana mengevaluasi status Gunung Slamet, Jawa Tengah, meskipun intensitas dan frekuensi letusannya meningkat.
"Kalau evaluasi (terhadap aktivitas Gunung Slamet, red.) dilakukan terus, seminggu sekali. Nah, masalahnya ancamannya itu masih di puncak, jadi statusnya masih tetap Waspada (level III)," kata Kepala PVMBG Bandung, Muhamad Hendrasto saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (29/4).
Menurut dia, hingga saat ini belum ada tanda-tanda ancaman bahaya Gunung Slamet akan meluas. Dalam hal ini, jika radius bahaya Gunung Slamet meluas atau lebih dari 2 kilometer, tidak menutup kemungkinan statusnya akan ditingkatkan.
Lebih lanjut, Hendrasto mengatakan bahwa hingga saat ini, tinggi semburan abu dari letusan Gunung Slamet yang berada di antara Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes itu tidak lebih dari 1.000 meter.
"Dengan tinggi tidak lebih dari 1.000 meter, itu masih Waspada. Nanti kalau ketinggiannya sudah mencapai 2.000-3.000 meter, statusnya juga ancamannya mungkin bisa meluas," jelasnya.