REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG -- Pengelola program malaria Dinas Kesehatan Tabalong, Kalimantan Selatan, Wasul Falah, Selasa di Tanjung menyebutkan sejak Januari sampai Maret 2014, penderita penyakit malaria mencapai 614 orang.
"Kasus malaria terbanyak kita temukan di wilayah utara Tabalong diantaranya Kecamatan Jaro, Haruai, Upau dan Muara Uya dengan usia penderita 15 sampai 54 tahun," jelas Wasul di Tanjung.
Di Kecamatan Jaro dari hasil pemeriksaan darah, positif penderita malaria sebanyak 410 orang dengan rincian 402 laki-laki dan 8 perempuan.
Selain Jaro, kasus serupa juga ditemukan di Kecamatan Muara Uya dengan jumlah penderita 147 orang, Haruai 10 orang dan Upau 6 orang.
Sedangkan di wilayah selatan, kasus malaria ditemukan di Kecamatan Kelua dengan 4 penderita dan kota Tanjung 3 penderita.
"Kita sudah melakukan pengobatan bagi penderita melalui pemberian artemisinin combination therapies atau ACT maupun non ACT berupa obat kina dan sejenisnya," jelas Wasul.
Pengobatan ACT dilaksanakan di daerah yang memang endemis malaria yakn Jaro, Muara Uya, Haruai dan Upau termasuk melakukan skrining ibu hamil dengan jumlah sasaran 13.737 orang.
Sementara itu berdasarkan hasil penelitian Dinas Kesehatan dan PT Adaro Indonesia yang dibantu puskesmas dan kader juru malaria desa (JMD) di Kecamatan Jaro, sekitar 72,4 persen responden yang bekerja di ladang dan hutan beresiko tinggi tertular malaria.
Kegiatan intervensi program intensifikasi malaria yang telah dilakukan dinas kesehatan di antaranya sosialisasi dan tata laksana kasus malaria dengan ACT, penggunaan rapid diagnostic test (RDT) dan pelatihan kader juru malaria desa.