Senin 28 Apr 2014 21:31 WIB

Isu Buruh Sering Jadi Isu Politik

Rep: Esthi Maharani/ Red: Julkifli Marbun
Demo Buruh
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Demo Buruh

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan masalah kesejahteraan buruh kerap menjadi isu sosial serta isu politik. Celakanya, seringkali isu tersebut dibarengi dengan manipulasi dan menjadikannya komoditas politik di musim pemilu.

Karena itu, Presiden mengingatkan pentingnya perusahaan maupun buruh berkontribusi untuk perkembangan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. Ia mengatakan, kalau bekerja, harapannya tak lain adalah. kesejahteraan yang semakin baik. Untuk itu pekerja harus disiplin, produktif dan harus meningkatkan daya saing. Tapi perusahaan juga harus meningkatkan usahanya dan dengan buruh yang produktif, sehingga perkembangan bisnisnya akan lebih baik.

“Itulah yang harus dilakukan secara bersamaan dan hubungan antara serikat buruh pekerja dan perusahaan harus dijaga harmoninya, tidak perlu perang melalui media massa, unjuk rasa, tindakan-tindakan kekerasan, itu bukan solusi malah menambah masalah," katanya saat meninjau PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk di Citereup, Kabupaten Bogot, Jawa Barat, Senin (28/4).

Menurutnya buruh maupun perusahaan harus menjaga semangat hubungan baik. Sementara tugas pemerintah adalah memberikan fasilitas, bantuan, dan penyusunan regulasi agar perusahaan dan buruh mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya.

Ia juga mengingatkan dunia usaha di tanah air, terutama yang sudah menunjukkan perkembangan yang baik, agar ikut menyejahterakan tenaga kerja secara utuh tak hanya dari segi upah.

“Tidak boleh dipisahkan antara berkembangnya sektor riil, berkembangnya perusahaan, dengan meningkatnya kesejahteraan buruh. Artinya, perusahaan berupaya sekuat tenaga dengan menggunakan pekerja yang terampil, disiplin, produktif, agar bisnisnya tumbuh dengan baik. Ketika bisnis tumbuh dengan baik maka bersamaan itu pula, perhatikan dan tingkatkan upah serta kesejahteraan buruhnya,” katanya.

Dalam kunjungan yang dimaksudkan sebagai bagian merayakan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei itu, Presiden SBY didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menperin MS Hidayat, dan Menteri Perdagangan M. Lutfi berkesempatan makan siang bersama dengan direksi dan karyawan PT Indocement.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement