REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Zainal Arifin, guru mengaji tersangka pelecahan seksual anak di Jakarta Internasional School (JIS) mengaku sedih dengan kematian Azwar. Ia mengaku sangat kehilangan sosok penting di Forum Hadro, Majelis Dzikir Nurul Tausiah itu. 

"Dia personal hadro (Bass) dan personal yang memegang peranan penting di Hadro," ujar Zaenal Arifin yang juga tokoh masyarakat di Pangkalan Jati, Cinere, Depok, Ahad (27/4).

Ia beserta forum Hadro merasa Azwar tidak melakukan tindakan pelecehan seksual di JIS. Serta berharap agar masyarakat sepenuh hati berprasangka baik terhadap Azwar. "Dia sosok yang santai. Waktu mengaji, dia mengaji termasuk saat kerja," katanya. 

Zaenal Arifin mengaku tidak pernah menerima keluhan dari Azwar seputar masalah pekerjaannya. Termasuk yang menyangkut kasus pelecehan seksual yang menimpanya. "Saya tidak terlalu mengintervensi masalah pribadinya," tegasnya. 

Dalam kesehariannya, kata dia, Azwar tipe orang yang tidak pernah menyakiti. Semuanya diterima dengan kebersamaan bersama teman-temannya. 

Zaenal juga membantah kalau Azwar ditangkap polisi saat sedang pengajian. Ia menuturkan penangkapan itu terjadi saat Azwar dan beserta rekan-rekannya sedang berkumpul.

Terpisah, Ahmad, kakak pertama Azwar, Ahmad menilai, adiknya sebagai sosok yang baik. Bahkan bersama Azwar, ia tergabung dalam satu forum Hadro.

Ikuti Whatsapp Channel Republika