Rabu 23 Apr 2014 18:08 WIB

Balai Bahasa Rekam Bahasa Hampir Punah di Kalsel

Seorang perempuan membaca salah satu buku sastra daerah dalam Kongres Internasional II Bahasa-bahasa Daerah Sulawesi Selatan di Makassar (ilustrasi).
Foto: Antara/Dewi Fajrian
Seorang perempuan membaca salah satu buku sastra daerah dalam Kongres Internasional II Bahasa-bahasa Daerah Sulawesi Selatan di Makassar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan melakukan perekaman bahasa daerah yang hampir punah di provinsi setempat.  Itu dilakukan untuk menyelamatkan bahasa yang menjadi ciri khas suatu daerah terutama di pelosok dan daerah pinggiran kota.

Ketua Tim Legsikograf Balai Bahasa Kalsel Musdalifah SS MPd di Banjarbaru, Rabu (23/4) mengatakan, pihaknya bersama empat anggota tim sudah turun ke lapangan untuk melakukan perekaman terhadap bahasa yang hampir punah pada beberapa kabupaten di provinsi setempat.

"Salah satu kabupaten yang kami kunjungi adalah Kabupaten Barito Kuala tepatnya di Kecamatan Berangas Desa Berangas Timur untuk melakukan perekaman Bahasa Dayak Berangas yang diperkirakan hampir punah," ujarnya.

Disebutkan, empat anggota tim Legsikograf dari Balai Bahasa Kalsel yang terjun langsung ke lapangan melakukan perekaman bahasa adalah Siti Jamzaroh M Hum, Ahmad Zaini SAg MPd, Anasabiqatul Husna SS, dan Laila SPd.

Dijelaskan Musdalifah didampingi Siti Jamzaroh yang merupakan peneliti di Balai Bahasa Kalsel, pihaknya melibatkan tujuh nara sumber yang merupakan tetuha masyarakat Berangas yang masih aktif menggunakan bahasa daerah itu.

"Proses perekaman dilakukan di Balai Desa Berangas Timur Kecamatan Berangas Barito Kuala selama lima hari sejak Selasa (22/4) hingga Sabtu (26/4) dan hasilnya akan disusun kemudian dijadikan kamus Bahasa Dayak Berangas," ungkapnya.

Dikatakan, tujuan perekaman adalah mengumpulkan seluruh kosakata dan sastra yang masih digunakan dan berkembang di lingkungan masyarakat Berangas baik tertulis maupun lisan sehingga bisa disusun dan ke depannya menjadi kamus bahasa dayak setempat.

"Perekaman kosakata bahasa Dayak Berangas untuk mendokumentasikan kosakata dan berbagai tradisi serta sastra lisan yang pernah hidup dan berkembang di lingkungan masyarakat tetapi mulai ditinggalkan bahkan hampir punah," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement