REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Geng motor, yang mengancam keselamatan dan nyawa warga, tidak perlu lagi dikasih hati dan lebih baik ditembak mati di tempat. Sehingga, tindakan tersebut dapat membuat efek jera bagi pelaku kejahatan lainnya.
"Perbuatan geng motor sudah keterlaluan dan sampai tega menggorok leher pelajar SLTA yang akan mengikuti Ujian Nasional SMA dan membawa kabur sepeda motor korban," kata Pakar Hukum Universitas Sumatera Utara, DR Pedastaren Tarigan SH, di Medan, Selasa.
Tembak mati yang dilakukan terhadap perampok yang selama ini semakin membuat takut dan meresahkan masyarakat, menurut dia, sangat tepat dilakukan. Hal ini juga diatur dalam ketentuan undang-undang.
"Apalagi, kejahatan yang dilakukan perampok tersebut saat ini terus semakin mengganas dan kelihatan menjadi-jadi di Medan," ucap Pedastaren.
Dia menyebutkan memang sepintas lalu tindakan tembak mati yang dilakukan aparat berwajib itu terkesan seperti pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan juga dianggap arogansi.
Namun sebaliknya, jelas Pedastaren, jika pelaku perampokan yang dengan sengaja mengancam nyawa korban menggunakan kelewang dan parang berukuran panjang terus dibiarkan, maka kejahatan tersebut tidak akan pernah hilang di muka bumi ini.
"Sikap tegas dan terukur yang dilakukan aparat berwajib terhadap perampok yang selama ini membuat keonaran di masyarakat dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) harus didukung dan jangan dipermasalahkan," ujar Kepala Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).
Bahkan, katanya, tembak mati terhadap pelaku kejahatan yang benar-benar meresahkan warga itu juga telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. "Ini adalah sesuai peraturan hukum di negeri ini," ucap dia.