Selasa 22 Apr 2014 16:25 WIB

Kaum Perempuan Harus Siap Menghadapi AEC 2015

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Julkifli Marbun
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Foto: blogspot.com
Masyarakat Ekonomi ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kaum perempuan harus mempersiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dengan cara memotivasi dan meningkatkan kemampuan diri. Disamping hal tersebut, perempuan juga harus memahami kodratnya sebagai perempuan serta mampu mempertahankan nilai-nilai budaya timur.

“Perempuan Indonesia harus mampu mengembangkan dan memberdayakan diri dengan meningkatkan kemampuan menghadapi AEC 2015,” kata Ketua umum Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jawa Timur (Jatim) Fatma Saifullah Yusuf saat membuka peringatan hari Kartini tahun 2014 Darma Wanita Provinsi (DWP) Dinas Perhubungan dan LLAJ Jatim di Surabaya, Selasa (22/4).

Fatma mengatakan,  dalam menghadapi pasar bebas nanti, seorang perempuan tidak boleh berpangku tangan, tetapi terus melakukan aktivitas dan kegiatan profesi maupun sosial budaya. Dia menambahkan, perempuan Indonesia yang mempunyai kemampuan dan meneladani semangat dan cita-cita Kartini.

Semangat Kartini, kata Fatma, bisa diimplementasikan oleh perempuan jaman sekarang dengan melakukan kegiatan profesi di segala bidang. Buktinya perempuan jaman sekarang bisa menjadi pejabat dan penentu kebijakan.

“Perempuan yang saat ini tidak hanya mengurus keperluan rumah tangga saja. Tetapi dapat membantu suami  menjadi tulang punggung ekonomi keluarga karena faktor keadaan dan terbukti perempuan mampu melakukan,” ujarnya.

Terlebih karier dan profesi jaman sekarang  tidak memandang siapa yang mengerjakan laki-laki atau perempuan. Banyak perempuan yang berprofesi menjadi dosen, gubernur, walikota, bupati bahkan presiden.

"Ini wujud semangat dan cita-cita Kartini, perempuan mampu melakukan pekerjaan yang dikerjakan laki-laki," katanya.

Namun dia mengingatkan, segala profesi atau kegiatan yang dilakukan perempuan tetap tidak boleh melupakan kodrat sebagai perempuan, yaitu sebagai istri pendamping suami dan ibu dari anak-anak yang dilahirkan.

Dia juga berpesan kepada seluruh pengurus dan anggota DWP untuk menanamkan pada diri sendiri karena perempuan yang biasa akan menjadi luar biasa bila memiliki nilai tambah dan terbaik di bidangnya. Ke dua, keluarga adalah yang utama.

“Sesibuk apapun seorang perempuan tugas mengurus keluarga adalah yang utama,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement