REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Kota Bandarlampung menjadi salah satu daerah yang menjadi proyek percontohan pengembangan lubang resapan biopori, merupakan bagian dari program jejaring kota-kota dunia dalam mengantisipasi perubahan iklim.
Perwakilan Mercy Corps Indonesia, Paul Jeffery, di Bandarlampung, Selasa, mengatakan, Bandarlampung dan Semarang adalah dua kota pertama di Indonesia yang menjadi proyek percontohan dengan inisiatif penuh dari warga dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Sejumlah kota yang akan mengikuti jejak Bandarlampung melaksanakan program tersebut adalah Probolinggo, Blitar, Palembang, Cirebon, Pekalongan, dan Tarakan.
Menurut Paul, inisiatif pengadaan lubang resapan biopori datang dari masyarakat Bandarlampung melalui akademisi dan lembaga pecinta lingkungan setempat, serta Pemerintah Kota Bandarlampung yang berinisiatif membangun jutaan lubang biopori.
"Kami menyambut baik inisiatif Pemerintah Kota Bandarlampung dalam pengadaan lima juta lubang biopori, tentunya ini bisa menjadi salah satu komitmen yang bisa diteladani kota-kota lain," kata dia.
Pembuatan lubang resapan biopori oleh Pemerintah Kota Bandarlampung merupakan hasil kerja sama program "Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN)" yang bergerak di bawah institusi Mercy Corps Indonesia.
Untuk pelaksanaan di Bandarlampung, LSM Mitra Bentala menjadi pelaksana program sekaligus pendampingan terhadap pemberdayaan masyarakatnya.
Program tersebut di Bandarlampung telah berjalan sejak 2009, dan akan berlangsung hingga 2016 mendatang.
Program tersebut bertujuan untuk mengembangkan, menguji dan mendemonstrasikan strategi-strategi praktis dalam menghadapi dampak perubahan iklim di wilayah perkotaan.
Paul menjelaskan, Kota Bandarlampung terpilih sebagai salah satu kota Utama untuk program ACCCRN ini karena komitmen yang tinggi dari pemerintah kota dan dukungan penuh dari Walikota saat ini untuk pelaksanaan adaptasi perubahan iklim.
Bentuk komitmen Pemerintah Kota terlihat dari telah dilaksanakannya rangkaian kegiatan di bawah Program ACCCRN yang meliputi penyusunan dan pelaksanaan kajian kerentanan dan risiko iklim, studi sektor, proyek percontohan, strategi ketahanan kota serta berbagai proyek intervensi di Kota Bandarlampung.
Pelaksanaan Program ACCCRN di Kota Bandar Lampung berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung yang beranggotakan perwakilan dari SKPD, akademisi dan lembaga swadaya masyarakat.
Sebagai pelaksana program di lapangan, Mitra Bentala menjamin keberlanjutan dari Program Biopori dengan penguatan kapasitas kelembagaan Rumah Informasi Biopori (RIB) sebagai center of exellence biopori.
"Besar ekspektasi kami, RIB akan mengawal proses pengembangan lebih lanjut dari program biopori di Kota Bandar Lampung pasca periode proyek intervensi dengan Mercy Corps Indonesia, khususnya dalam peningkatan kesadaran masyarakat," kata dia.