REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menilai "urban farming" atau bercocok tanam di perkotaan menggunakan media pot dapat mengubah struktur konsumsi rumah tangga, terutama untuk tanaman cabai.
"Cabai itu kalau (harganya) turun, rasanya pedas kalau naik lebih pedas lagi, menanam ini bisa mengatur konsumsi rumah tangga, daripada uangnya untuk membeli cabai, lebih baik ditabung," kata Lutfi dalam sambutannya pada acara gerakan menanam cabai dalam pot di Kelurahan Margahayu, Bekasi, Selasa.
Sosialisasi dilakukan di lapangan futsal yang juga dihadiri oleh Menteri Pertanian Suswono, Walikota Bekasi Rahmat Effendi serta warga masyarakat setempat.
Menurut Lutfi, ketersediaan dan permintaan cabai sangat menentukan hajat hidup orang banyak.
"Karena itu, kami tiap minggu berkonsolidasi untuk mencari jalan keluar jangka menengah dan jangka panjang agar 'supply' (ketersediaan) terjamin dan petani mendapatkan posisi tawar yang tinggi," katanya.
Dalam kesempatan sama, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina menyampaikan gerakan menanam cabai dalam pot efektif untuk menambah pasokan dan kebutuhan rumah tangga.
"Jadi tidak khawatir lagi harga cabai rawit merah mahal, karena pasokannya ada di rumah sendiri, kalau cabai keriting kan bisa diimpor dalam kering, tapi cabai rawit merah kan susah harus yang segar," katanya.
Pasalnya, dia menyebutkan cabai rawit merah menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen pada Februari 2014 dan 0,05 persen pada Maret 2014.
Namun, terhitung pada 21 April 2014, harga nasional cabai merah keriting, cabai merah biasa dan cabai rawit merah turun masing-masing sebesar 1,14 persen, 5,32 persen dan 10,17 persen menjadi Rp23.735 per kilogram, Rp24.297 per kilogram dan Rp48.407 per kilogram.
"Rata-rata turun 10 persen, kita lakukan pemantauan di 165 pasar di 33 provinsi," katanya.
Dia menjelaskan penurunan harga tersebut dikarenakan mulai panen di sejumlah daerah, untuk cabai merah keriting di Magelang, Wonosobo, Wates, Malang, Jember, Sukabumi, Garut, Banyuwangi, Muntilan, Rembang, Boyolali dan Lombok Timur.
Untuk harga cabai di Pasar Induk Kramat Jati juga mengalami penurunan pada 21 April 2014, yakni cabai merah keriting sebesar 22,73 persen menjadi Rp8.500 per kilogram, cabai merah biasa 32,14 persen menjadi Rp9.500 per kilogram dan cabai rawit merah sebesar 14,29 persen menjadi Rp30.000 per kilogram.
Penurunan pasokan cabai juga terjadi di Pasar Induk Kramat Jati, yakni sebesar 133 ton atau 3,62 persen dibandingkan pasokan sebelumnya 138 ton pada 21 April 2014.
Srie menilai pasokan tersebut mendekati kondisi normal yang berkisar 150-200 ton per hari.
"Pasar Induk Kramat Jati merupakan barometer perkembangan harga untuk komoditi sayur-mayur, holtikultura di Jakarta karena hampir 65 persen atau 99 pasar bersumber dari pasar tersebut," katanya.