REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan pengelola Jakarta International School (JIS) berjanji akan mempertemukan seluruh orang tua murid pasca peristiwa kekerasan seksual terhadap murid taman kanak-kanak AK (6).
"JIS berjanji akan mempertemukan seluruh orang tua murid pada pekan ini namun belum ada komunikasi dengan kami," kata Sekretaris KPAI Erlinda di Jakarta, Selasa (22/4).
Erlinda mengatakan pihaknya masih menunggu konfirmasi dari JIS untuk mengadakan pertemuan orang tua murid. Ia menuturkan peristiwa kekerasan seksual yang terjadi di toilet lingkungan JIS itu membuat orang tua murid terkejut. Kemudian ada inisiatif untuk mengadakan pertemuan antara pihak pengelola JIS dengan orang tua murid sebagai langkah antisipasi.
Erlinda mengungkapkan orang tua murid TK bertaraf internasional itu khawatir peristiwa kekerasan seksual terulang sehingga perlu pengawasan dan menyampaikan informasi kepada anak. "Oleh karena itu, kami ingin bertemu dengan para orangtua dengan cara yang resmi di lingkungan sekolah," ujarnya.
Erlinda menambahkan pihak JIS belum memberikan bantuan kepada AK yang diduga menjadi korban tindakan asusila. Bantuan itu mencakup pendampingan psikolog, psikiater, pendampingan hukum (pengacara) dan jaminan biaya kesehatan. Erlinda mengemukakan pengelola JIS hanya mengirim surat elektronik (email) kepada orang tua AK berisi daftar psikolog yang harus diisi keluarga korban terkait pemulihan kesehatan mental AK ke depan.