REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG -- Dengan alasan kekurangan pasokan gas untuk operasional produksi, PT Pertamina eksplorasi dan produksi aset V lapangan Tanjung mematikan tugu obor yang menjadi ikon Tabalong, Kalimantan Selatan.
Asisten Manager Hukum dan Kemasyarakatan Pertamina EP Aset V lapangan Tanjung, Himawan Djatmiko di Tanjung, Selasa (22/4), mengatakan, saat ini kebutuhan gas untuk operasional produksi mencapai 2 juta standar kaki kubik (scf) lebih sementara produksi gas hanya 1,8 juta scf.
"Tugu obor di Mabuun terpaksa kita matikan karena pasokan gas untuk operasional produksi masih kurang dibanding produksi yang hanya mencapai 1,8 juta scf," jelas Himawan.
Kondisi ini tambah Himawan terkait tidak berproduksinya dua sumur minyak dan gas (migas) di Kecamatan Tanta yakni TA - 01 dan TA - 03. Sementara itu dalam satu hari gas yang dikeluarkan tugu obor Mabuun mencapai 30 ribu scf karena itu disaat kondisi produksi gas menurun pihak pertamina terpaksa mematikan tugu obor.
"Kita berharap proyek PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Metan Tanjung yang mulai melakukan eksplorasi gas metana di Desa Walangkir, Kecamatan Tanta bisa membantu pemenuhan kebutuhan gas," tambah Himawan.
Sebelumnya, Pertamina juga menutup pasokan gas di komplek perumahan Pertamina yang mencapai 19 sampai 25 scf. Pemadaman tugu obor Mabuun juga pernah terjadi pada 5 Januari 2013 karena kurangnya produksi gas di Tabalong dan baru bisa dinyalakan pada 1 Maret 2013.